Akhirnya Naufal berani untuk di sunat. Meski sudah kelas 5 dan mempunyai perawakan yang bongsor, Naufal masih merasa takut untuk menjalani khitan. Meski awalnya sempat meminta sendiri untuk di sunat tanggal 30 Desember 2010. Namun kenyataannya saat tiba hari H nya, kita masih disibukkan oleh acara libur di Kudus dan Semarang. Akhirnya begitu kita kembali ke rumah tanggal 1 Januari 2011. Kita tidak langsung menuju ke rumah, tetapi langsung mendatangi rumah sunatan yang ada di Jl. Raya Jatiasih Pekayon. Di tempat inilah Naufal memantapkan diri untuk memilih metode sunatnya dengan memakai Smart klamp. Metode baru sunat super cepat, tanpa menggunakan perban. Dan anak bisa langsung memakai celana dan beraktifitas seperti biasa.
CURAHAN HATI...., PELAPAS RINDU AKAN PENAT....... MELEPAS KANGEN DARI KEINGINAN MENULIS CERITA BERSAMBUNG
Minggu, 09 Januari 2011
Liburan Akhir Tahun 2010
Agenda dadakan rasanya selalu menjadi kebiasaan kita, setelah saya mulai bertugas di Medan. Jarak yang jauh memisahkan dengan keluarga terkadang membuat rencana yang telah disusun secara matang, terpaksa harus di reschedule. Maka obat mujarab untuk mengatasi ini adalah, lupakan rencana dan lakukan kegiatan begitu ada peluang. Alias dadakan !!!! he..he..he...
Kebetulan akhir tahun 2010 ini, saya dapat hak cuti dinas lama (CDL) selama seminggu, jadi klop sekali bila dimanfaatkan untuk refreshing bersama keluarga. Tanggal 24 Des subuh dari Medan menuju Jakarta. Besok paginya mengambil raport Ilham di Lido, sekalian menjemput pulang ke rumah. Perjalanan menuju ke Lido di pagi hari, ternyata disambut dengan iring-iringan kendaraan dengan tujuan yang sama ke arah Puncak dan Ciawi. Walhasil kemacetan mengiringi kami sepanjang menuju ke arah Lido.
Hasil belajar Ilham selama satu semester ini, lumayanlah......masih di 10 besar he..he..he....sampai-sampai Ustadz Mizani, wali asrama nya Ilham , berujar, " Masak rangking 10 terus ham, nggak naik-naik.". Ilham yang ditegur cuma nyengir saja.
Setelah menyelesaikan administrasi asrama, kami pun segera tancap pulang menuju ke rumah, di perjalanan kami sempatkan mampir santap siang di RM PAdang di dekat pasar Ciawi rumah makan di pinggir jalan raya Lido. Kami berharap kemacetan akan memudar, seiring dengan siang yang merambat. Namun dugaan itu salah besar !!!. Sepanjang jalan pulang ternyata perjalanan harus ditempuh secara merambat, apalagi hujan deras mengguyur . Tentulah semua kendaraan berjalan perlahan, karena licin.
Sampai di rumah kira-kira jam 15.00 sore, saat itu juga saya usul kepada keluarga, bagaimana kalau kita pulang ke Kudus sore ini juga, daripada nunggu esok hari tanggal 26 Des, pas ada final leg 1 PSSI melawan Malaysia di Piala AFF. akhirnya semua sepakat, mulailah semua berpacu dengan aktifitasnya. Mengepak baju masing-masing dan keperluannya di dalam koper.
Sambil menunggu yang lain merapikan tas, saya rebahan dulu, untuk memulihkan stamina setelah didera kemacetan sepanjang pagi.
Tepat jam 16.00, kami pun mulai start memulai perjalanan menuju Kudus. Dengan asumsi sekitar Jam 21 malam, kami akan sampai di Tegal, dan istirahat di Hotel Bahari Tegal. Namun ternyata perhitungan saya meleset. Jalanan provinsi yang kami lalui, banyak yang berlubang, sehingga kami tidak bisa memacu kendaraan dengan sempurna. Terlebih sepanjang perjalanan hujan juga mengguyur daerah pantura. Bahkan saat jam menunjukkan pukul 18 sore, suasana jalan terlihat begitu gelap, diiringi hujan yang mengguyur. Saat itu kami sudah masuk di pinggiran kota cirebon menjelang tol Kanci.
Akhirnya kendaraan terpaksa saya belokkan ke RM Pringsewu Cirebon, untuk mengisi amunisi perut dan sambil berpikir langkah selanjutnya. Setelah menyantap sop buntut, pun kami memutuskan perjalanan harus di hentikan dan akan menginap di Hotel yang ada di kota Cirebon.
Dengan bantuan 108, kami mendapat nama hotel Avitra Cirebon. Arahnya masuk tol kanci dan keluar ke pintu tol Plumbon. Ternyata hujan masih mengiringi kepergian kami dari Rumah makan menuju hotel. Tol Kanci pun sudah mulai kami lalui, namun suasana malam di Tol Kanci ini membuat saya kurang nyaman. Maklum tidak ada lampu penerang jalan dan suasana juga hujan. Terlebih kacamata minus 4,5 ini agak merepotkan untuk dibawa pergi malam.
Dengan perlahan kamipun mulai keluar tol plumbon dan mencarai Hotel Avitra di Cirebon. Untunglah selama dalam perjalanan, panduan GPS cukup membantu dalam mencari jalan yang benar-benar baru kami lewati. Ketemu juga Hotel Avitra, yang terletak di Jalan Tuparev Cirebon. Alhamdulillah. Menginap semalam di sini.
Pagi hari jam 8.00 tgl. 26 Desember 2010, kami melanjutkan perjalanan dalam kondisi tubuh yang lebih segar. Memasuki Jalan Tol Palimanan menuju Pejagan. Ternyata jalan tol ini pun mulai termakan air sehingga, terlihat lubang di sana-sini. Syukurlah perjalanan pagi, jalanan nampak terang benderang, sehingga kami bisa berakrobat untuk menghindari lubang yang menghadang.
Sampai di Semarang kira-kira jam 1 siang. Rehat makan siang dengan menu Soto Semarang di pinggir Sungai Banjirkanal Barat, dekat plered. Pinggiran jalan menuju Gedung Batu Sampo kong. Meski letaknya di pinggir sungai, namun rasanya memang khas Semarangan. Apalagi sate kerangnya yang khas mengundang selera, disuguhkan panas-panas.....wahhhhh.....top markotop dah.
Selepas makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju ke Kudus, sebagai persinggahan terakhir. Namun rupanya istri tercinta pengen jalan-jalan nostalgia menyusuri kampus Undip di Singosari. Mengenang pertemuan kita jaman dulu he..he..he.....Anak-anak pun menyimak satu demi satu , gedung yang dijelaskan oleh istri. Terlebih saat menyaksikan Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah di Singosari 33 Semarang. Terharu melihatnya, tempat di mana kami dulu dipertemukan dalam Ormas Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) kini sudah berubah menjadi gedung tinggi. Agak sungkan mau mampir ke kantor ini, karena sudah cukup lama, kami tidak mampir ke sini.
Melanjutkan perjalanan menuju kota tua di Semarang dengan menyusuri Jalan Kasuari menuju Stasiun Tawang. dan dilanjutkan ke Kudus. Jalan menuju Kudus masih lumayan mulus, ada beberapa titik yang berlubang di daerah Demak. Selebihnya sangat mulus.
Alhamdulillah Sampai di Kudus Jam 14.30. dalam kondisi mobil yang berlepotan kotor debu campur hujan.
Kebetulan akhir tahun 2010 ini, saya dapat hak cuti dinas lama (CDL) selama seminggu, jadi klop sekali bila dimanfaatkan untuk refreshing bersama keluarga. Tanggal 24 Des subuh dari Medan menuju Jakarta. Besok paginya mengambil raport Ilham di Lido, sekalian menjemput pulang ke rumah. Perjalanan menuju ke Lido di pagi hari, ternyata disambut dengan iring-iringan kendaraan dengan tujuan yang sama ke arah Puncak dan Ciawi. Walhasil kemacetan mengiringi kami sepanjang menuju ke arah Lido.
Hasil belajar Ilham selama satu semester ini, lumayanlah......masih di 10 besar he..he..he....sampai-sampai Ustadz Mizani, wali asrama nya Ilham , berujar, " Masak rangking 10 terus ham, nggak naik-naik.". Ilham yang ditegur cuma nyengir saja.
Setelah menyelesaikan administrasi asrama, kami pun segera tancap pulang menuju ke rumah, di perjalanan kami sempatkan mampir santap siang di RM PAdang di dekat pasar Ciawi rumah makan di pinggir jalan raya Lido. Kami berharap kemacetan akan memudar, seiring dengan siang yang merambat. Namun dugaan itu salah besar !!!. Sepanjang jalan pulang ternyata perjalanan harus ditempuh secara merambat, apalagi hujan deras mengguyur . Tentulah semua kendaraan berjalan perlahan, karena licin.
Sampai di rumah kira-kira jam 15.00 sore, saat itu juga saya usul kepada keluarga, bagaimana kalau kita pulang ke Kudus sore ini juga, daripada nunggu esok hari tanggal 26 Des, pas ada final leg 1 PSSI melawan Malaysia di Piala AFF. akhirnya semua sepakat, mulailah semua berpacu dengan aktifitasnya. Mengepak baju masing-masing dan keperluannya di dalam koper.
Sambil menunggu yang lain merapikan tas, saya rebahan dulu, untuk memulihkan stamina setelah didera kemacetan sepanjang pagi.
Tepat jam 16.00, kami pun mulai start memulai perjalanan menuju Kudus. Dengan asumsi sekitar Jam 21 malam, kami akan sampai di Tegal, dan istirahat di Hotel Bahari Tegal. Namun ternyata perhitungan saya meleset. Jalanan provinsi yang kami lalui, banyak yang berlubang, sehingga kami tidak bisa memacu kendaraan dengan sempurna. Terlebih sepanjang perjalanan hujan juga mengguyur daerah pantura. Bahkan saat jam menunjukkan pukul 18 sore, suasana jalan terlihat begitu gelap, diiringi hujan yang mengguyur. Saat itu kami sudah masuk di pinggiran kota cirebon menjelang tol Kanci.
Akhirnya kendaraan terpaksa saya belokkan ke RM Pringsewu Cirebon, untuk mengisi amunisi perut dan sambil berpikir langkah selanjutnya. Setelah menyantap sop buntut, pun kami memutuskan perjalanan harus di hentikan dan akan menginap di Hotel yang ada di kota Cirebon.
Dengan bantuan 108, kami mendapat nama hotel Avitra Cirebon. Arahnya masuk tol kanci dan keluar ke pintu tol Plumbon. Ternyata hujan masih mengiringi kepergian kami dari Rumah makan menuju hotel. Tol Kanci pun sudah mulai kami lalui, namun suasana malam di Tol Kanci ini membuat saya kurang nyaman. Maklum tidak ada lampu penerang jalan dan suasana juga hujan. Terlebih kacamata minus 4,5 ini agak merepotkan untuk dibawa pergi malam.
Dengan perlahan kamipun mulai keluar tol plumbon dan mencarai Hotel Avitra di Cirebon. Untunglah selama dalam perjalanan, panduan GPS cukup membantu dalam mencari jalan yang benar-benar baru kami lewati. Ketemu juga Hotel Avitra, yang terletak di Jalan Tuparev Cirebon. Alhamdulillah. Menginap semalam di sini.
Pagi hari jam 8.00 tgl. 26 Desember 2010, kami melanjutkan perjalanan dalam kondisi tubuh yang lebih segar. Memasuki Jalan Tol Palimanan menuju Pejagan. Ternyata jalan tol ini pun mulai termakan air sehingga, terlihat lubang di sana-sini. Syukurlah perjalanan pagi, jalanan nampak terang benderang, sehingga kami bisa berakrobat untuk menghindari lubang yang menghadang.
Sampai di Semarang kira-kira jam 1 siang. Rehat makan siang dengan menu Soto Semarang di pinggir Sungai Banjirkanal Barat, dekat plered. Pinggiran jalan menuju Gedung Batu Sampo kong. Meski letaknya di pinggir sungai, namun rasanya memang khas Semarangan. Apalagi sate kerangnya yang khas mengundang selera, disuguhkan panas-panas.....wahhhhh.....top markotop dah.
Selepas makan siang, perjalanan dilanjutkan menuju ke Kudus, sebagai persinggahan terakhir. Namun rupanya istri tercinta pengen jalan-jalan nostalgia menyusuri kampus Undip di Singosari. Mengenang pertemuan kita jaman dulu he..he..he.....Anak-anak pun menyimak satu demi satu , gedung yang dijelaskan oleh istri. Terlebih saat menyaksikan Gedung Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah di Singosari 33 Semarang. Terharu melihatnya, tempat di mana kami dulu dipertemukan dalam Ormas Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) kini sudah berubah menjadi gedung tinggi. Agak sungkan mau mampir ke kantor ini, karena sudah cukup lama, kami tidak mampir ke sini.
Melanjutkan perjalanan menuju kota tua di Semarang dengan menyusuri Jalan Kasuari menuju Stasiun Tawang. dan dilanjutkan ke Kudus. Jalan menuju Kudus masih lumayan mulus, ada beberapa titik yang berlubang di daerah Demak. Selebihnya sangat mulus.
Alhamdulillah Sampai di Kudus Jam 14.30. dalam kondisi mobil yang berlepotan kotor debu campur hujan.
Langganan:
Komentar (Atom)