Kamis, 29 Desember 2011

Desember 2011 ini ada dua duka

Jum'at, 10 Desember 2011, jam 22.00 WIB ada khabar duka. Bu Afrikhah, adek kandung dari Bapak Mertua Aflah Masruchin (Alm) wafat di rawasari jakarta. Innalillahi wainna ilaihi roo ji'uun. Setelah sekian lama sakit komplikasi, dan satu tahun terakhir melakukan cuci darah. Bu Af (demikian biasa kami panggil) sudah dua tahun lebaran ini juga tidak keluar dari kamarnya, saat kami datang silaturrahmi. Beliau juga sudah susah untuk mengkonsumsi makanan, sehingga kondisinya menurun terus. Allahumma firlaha warhamha wa'a fihi wa'fuanha. Berita wafatnya Bu Af, ini tentu saja membuat Keluarga besar di kudus kelabakan, dan akhirnya baru bisa jalan ke Jakarta sekitar jam 1 pagi. Dengan perkiraan sampai di jakarta jam 9 an pagi.
Sabtu pagi, kami semua takziyah di rumah almarhumah di komplek BPKP Rawasari. Beberapa saat duduk, hujan deras mengguyur jakarta. Sudah jam 10 an pagi, rombongan dari kudus belum sampai juga. Setelah hujan agak reda sekitar jam 11, rombongan dari kudus termasuk di dalamnya ibu mertua sampai di lokasi. Tepat waktu dhuhur, almarhumah di berangkatkan ke pemakaman rawamangun, setelah sebelumnya di shalatkan di Musholla Komplek BPKP.
Pemakaman Sunan Giri Rawamangun, tampak becek, sehabis diguyur hujan pagi tadi. Tanah liat pun tampak menempel pada alas kaki para pelayat. Saat jenazah dimasukkan ke liang lahat, tak jauh dari saya berdiri nampak Om Rudi@nta, suaminya Tan Fitria Martinah, warga milis vilanusaindah, yang tinggal di VNI 3 , di pemakaman juga. Setelah ngobrol sebentar, ternyata baru tahu, bahwa almarhumah adalah kakak ipar, ayahnya Tan Fitri, Pak Anwar. Oalah.......ternyata.....masih Saudara dengan Istri saya. Padahal selama ini kalau lebaran juga silaturahmi ke rawasari, tetapi tak pernah bersua. Inilah rahasia Illahi, ketemunya saudara kok ya pas di pemakaman.
Senin , 12 Des 2011. Sekitar jam 03.00 pagi. Ada sms masuk, yang mengabarkan Pakde Muhammad Fatkhul Bari Nukman ( alias Pakde Ifat), wafat di rumahnya Cilodong, Depok. Innalillahi wainna ilaihi roo ji'uun. Dan akan dimakamkan hari itu juga jam 10 pagi. Mengingat, semua anak-anaknya ada di seputaran Depok. Pakde Ifat adalah kakak kandung dari Almarhumah ibu saya. Belliau anak ke 9, sedangkan ibu anak ke 10. Jam setengah delapan pagi kami pun bergegas takziyah di Cilodong, via Tol Jagorawi. Perjalanan lancar, sampai di rumah duka tepat jam 09.00 pagi, rupanya jenazah sudah keluar dari Musholla dan hendak diberangkatkan ke pemakaman. Saya nggak sempat melihat wajah Pakdhe Ifat untuk yang terakhir kali. Syukurlah saat Syawal 2011 kemarin, kami sekeluarga masih sempat bertemu almarhum, untuk yang terakhir kali. Saat itu memang kondisi beliau sudah tiduran saja di kamar. Sebagai penghormatan, saya berusaha untuk ikut mengangkat keranda jenazah untuk dimasukkan ke mobil ambulance.
Saat jenazah di masukkan ke liang lahat, saya mencoba untuk berada di dekat liang lahat, karena ingin melihat wajah beliau, untuk yang terakhir kali. Setelah dibuka tali ikatan kafan dan dibuka , terlihat muka Pakdhe bersih, putih, dan tetap ganteng. Allahumma firlahum warhamhum wa'a fihi wa'fuanhum.
Desember yang penuh dengan duka, atas wafatnya Buliknya Istri dan Pakdhe nya saya. Meski di dalam Desember ini, tanggal 8, Naufal genap berusia 12 tahun. Dan tanggal 17, adalah hari jadi ipernikahan kami yang ke 16.


Mendadak Liburan Akhir tahun

Liburan yang pendek, demi mengejar refreshing di akhir tahun 2011, sekaligus menengok keadaan Eyang di Semarang, setelah beberapa kejadian menimpa beliau. Terpeleset di rumah mbak Cicik, dan terserempet motor saat turun dari bis kota di Pasar Johar Semarang. Keadaan ini tentu amat merisaukan saya. Mengingat umur Eyang yang sudah lanjut, dengan penglihatan yang berkurang karena katarak dan bicara yang sudah agak lambat. Sekaligus menjemput Naufal, yang sudah lima hari liburan di Kudus, setelah terima raport semesteran.
Tanggal 24 Des, Jam 06.30 sudah bergegas meluncur ke Lido untuk ambil raport Ilham sekaligus menjemput pulang liburan semester. Ternyata jalur jagorawi sudah padat pengendara yang hendak tujuan ke arah Puncak. Terlabih jalur di arah ciawi sukabumi, sudah ramai lancar. Arah sebaliknya justru lebih padat lagi, walhasil setelah selesai ambil raport Ilham dan langsung balik ke rumah, baru sampai sekitar jam 11 an. Setelah packing perlengkapan dan dimasukkan ke mobil, kami shalat dhuhur dan ashar di jamak qashar. Dan langsung berangkat menuju kudus.
Sambil mampir makan siang di Komsen, perjalanan kali ini sudah diniatkan untuk lewat sadang, subang, sumedang, majalengka, tembus tol plumbon dan masuk pantura. hal ini mengingat informasi yang beredar, ada perbaikan 2 jembatan di pantura di sekitar eretan dan jumbleng.
Ternyata dalam perjalanan hujan deras menerpa para pengendara, dan sekitar di daerah tomo, sebelum kalijati, jalan alternatif ini terendam banjir. Sebelumnya saya sudah curiga, setiap melewati jembatan , terlihat arus sungat yang coklat dan deras mengalir nampak mendekati batas bibir tanggul. Jalanan yang tergenang tidak begitu panjang , mungkin hanya skitar 300 an meter, dengan perlahan, para pengendara beriringan menembus banjir setinggi lutut orang dewasa. Lolos dari daerah genangan, hujan terus mengguyur sepanjang perjalanan menjelang petang hari, ada rasa was-was sepanjang perjalanan ini, mengingat jarak pandang yang terbatas karena gelap di tambah dengan hujan deras yang mengguyur. Sambil mencoba mencari rumah makan untuk mengisi perut di petang ini, hujan tetap tidak berkurang intensitasnya. Akhirnya bertemulah dengan RM. Alas Demang Di dekat Plumbon Kab. Cirebon.
Tak disangka, saat hendk duduk, ada seseorang yang menyapa, ternyata Mas dr. Iman dan Mbak Ulya serta Adit dan zaki sedang menikmati hidangan malam. Sebuah pertemuan yang tak terduga. Mereke ke arah berlawanan hendak menuju ke Bandung untuk menjemput Nok Ihya yang kuliah di Unpad Bandung. Di rumah makan ini saya memutuskan untuk menginap di Cirebon saja, mengingat hujan tetap mengguyur dengan derasnya, ternyata setelah menelepon 6 hotel di Cirebon, semuanya sudah full booked sampai tanggal 29 Des. !!




Rabu, 28 Desember 2011

Alhamdulillah Putri mungilku, prestasinya Memuaskan ......


Tidak kusangka, Fira, putri mungilku, yang kelihatannya manja, ternyata menunjukkan prestasi yang memuaskan pada semester ganjil 2011 ini. Untuk materi pelajran Diknas, dia menduduki rangking 1, sedangkan untuk materi kepesantrenan menduduki rangking 2. Secara kumulatif Fira Rangking 2.
Pada awal masuk sekolah di kelas 1, Fira tampak agak canggung dan grogi, hingga dia harus ikut matrikulasi pelajaran. Dengan ikut matrikulasi ini berarti Fira harus pulang lebih lambat dari teman-temannya. Ketika temannya udah pulang sekolah, Fira dan teman-teman yang kategori "bawah" harus pulang satu setengah jam lebih lambat. Alhamdulillah selama 5 bulan ikut pelajaran tambahan ini, Fira sangat bersemangat dan enjoy. Meski capek dan terlihat kucel setiap pulang sekolah, Fira tetap bersemangat bercerita tentang hari nya di sekolah.
Dan hasilnya sudah dipetik oleh Fira. Demi melihat angka 9,8 ; 9,7 ; 9,2, dan rata-rata dia atas 9, tentu sangat menggembirakan. Dan tentu ini pelajran berharga buat kedua kakaknya Ilham dan Naufal yang rata-ratanya masih biasa saja.
Ilham yang mulai menginjak kelas X, SMA, yang menonjol adalah pelajaran Kimia 8.7. Ini tentu saja modal bagi saya untuk menyemangati nya masuk ke jurusan IPA, di kelas XI agar kelak bisa mengambil kuliah di jurusan Teknik Kimia atau Farmasi. Meski untuk Fisika dan Matematikanya baru di angka 7,5. Pernah sich terucap dari Ilham untuk tidak masuk IPA, mengingat pelajarannya , terutama Fisika dan Matematika nya susah. Menurut saya sich mungkin bukan susah, tetapi penyesuaian dari pelajaran IPA saat di SMP, dan ternyata setelah di SMA, agak kaget, dan belum menemukan clue nya, dalam menggeluti Fisika dan Matematika. Saya juga terharu dengan semangat Ilham selama di PEsantran, dan janjinya kepada Wali kelasnya, bahwa dia akan lebih bersemangat lagi di semester depan. MEski materi pelajaran kepesantrenan juga sangat banyak.
Yang agak memprihatinkan memang Naufal, meski tidak ada merahnya , namun detik-detik menjelang UAN kelas 6 ini, dia terlihat masih santai saja. Ghiroh untuk belajar mandiri masih minim. Harus ada dorongan yang besar dari pihak luar. Rata-rata raportnya hanya 7 , tentu ini sangat pas-pasan untuk anak yang akan mendekati UAN SD. Pikirannya masih dirasuki game-game dan mainan lain. Belum fokus ke pelajaran, meski dia nampak menonjol di materi ketrampilan, seperti sains komputer, dan pergaulannya dengan teman sebaya juga bagus, ibarat kata dia memang anak gaul, mudah bergaul dengan siapa saja. Semoga saja setelah melihat raport semesterannya seperti itu, Naufal segera menyadari dan terpacu untuk belajar lebih giat lagi. Maafkan ayah mu ini ya nak, yang nggak sempat mengajarimu belajar setiap hari, karena alasan klasik, ayah pulang kerja sudah capek . Maafkan ayah nak.....