Selasa, 05 Juni 2012

Bapak juga Pelukis ( Mengenang 4)

           Saya pernah takjub melihat lukisan diri Bapak sendiri. Artinya Bapak melukis dirinya sendiri dengan berbekal cermin almari pakaian. Hasil lukisannya yang saat itu memakai Conte ( seperti pensil hitam yang tebal) terlihat sangat mirip dengan diri Bapak saat muda. Entah sekarang dimana lukisan itu. Dulu sich kelihatannya dilipat sama Bapak terus di simpan di almari pakaian. Sampai saya kembali ke Jakarta, pasca wafatrnya Bapak. Belum sempat kubuka lemari pakaiannya. Semoga saja lukisan itu masih ada dan nanti akan kuabadikan dalam pigura besar.
            Pernah juga Bapak melukis adekku, Fauzi kalau nggak salah. Cuma kali ini meniru dari foto hitam putih ukuran 4 x 6 , saat ozi masih TK. Lukisannya juga masih menggunakan conte, bukan cat minyak ataupun cat air. Hasilnya juga masih bagus. Goresan tangan Bapak kuperhatikan seperti para pelukis yang biasa mangkal di Jl. Pemuda dekat jalan menuju arah mesjid Besar Kauman. Lincah menari di atas kertas Gambar yang tebal.
            Kelihaian melukis ini, ternyata juga menurun pada MAs Dudung. dan anak-anaknya mas Dudung. Sejak masih SMP kuperhatikan Mas Dung, memang mempunyai bakat menggambar dan dekorasi. Pencampuran warnanya juga bagus, serasi dan seimbang. Demikian halnya juga Dhila, yang sejak TK memang sudah terlihat bakat menggambarknya. Kalau aku memang tidak bisa menggambar, namun memindahkan gambar di dalam bingkai kamera. Ya.....Fotografi namanya. Sejak SMA, aku memang sangat senang memotret, dari mulai meminjam kamera teman, tetangga, hingga alhamdulillah bisa membeli kamera sendiri. Tak heran bila koleksi foto ku sangat rapi kusimpan. Baik dalam bentuk klise jaman dulu maupun saat ini yang sudah era digital.
          Yang paling menggembirakanku, sejak dari Nikahnya Mbak Mamik, Mbak Cicik, Mas Dudung , Fauzi dan Achid, semua saudaraku itu, aku ikut memotretnya. Meskipun dalam pernikahn mereka ada tukang photonya sendiri. Namun aku ikukt tenggelam dalam kegembiraan itu, dengan ikut memotret momen bahagia itu dengan versiku sendiri. Lengkap koleksi ku atas pernikahan mereka. Yang tidak bisa kulakukan adalah memotret saat aku menikah...he...he...he.....ada petugasnya sendiri.
          Foto-foto anakku juga tersusun rapi dalam album hard copy maupun dalam album digital. Sejak mereka lahir, sampai mereka remaja.

Tidak ada komentar: