Kamis, 18 Desember 2008

(sambungan) Di As-Syidqi Mina















Meninggalkan Kota Makkah dari Hotel Elaf Kendaah menuju Mina seperti pindahan rumah saja, mbungkusin koper lagi. Perjalanan ke Mina hanya sekitar satu jam dari Makkah. Seharusnya jamaah tinggal di Tenda sesuai dengan maktab kita 85, namun oleh Bilad tenda tidak dipakai dan tinggal di Apartemen. Apartemen Mercure ini tidak seperti Hotel di Makkah maupun Madinah. Dalam satu ruang ada 3 kamar, dan terdapat 2 KM, dan satu dapur. Jadi Kayak rumah tangga gitu. Asyik juga sich dengan keadaan seperti ini, karena nyuci rame-2 , gantian pake mesin cuci nya. Masak Mie rame-rame. Yang agak unik, Apartemen ini berdiri di atas bukit-bukit, dan dikelilingi oleh komunitas dari Turki. Hari Jum'at yang pertama di Mina Shalat jumat di Masjid deket Jalan Raya dengan memakai fasilitas bis Hotel Mercure, jadi ya...berbaur dengan orang Turki, yang lambang negaranya bulan sabit merah dan memakai seragam Coklat muda. Kemana-mana ya pek baju seragam itu, jadi gampang ketahuan dia dari Turki. Sama dengan Jamaah Haji kita yang reguler yang selalu memakai seragam Hijau muda dan bendera merah putih. Sepulang dari Shalat Jumat, ternyata kita baru tahu, di deket basement apartemen terdapat Masjid yang lumayan besar. Dan tentu saja kebanyakan diisi jamaah dari Turki. Akhirnya setiap waktu shalat saya berjamaah di masjid bawah. Pagi harinya kami melakukan survai/jalan-jalan menuju ke lokasi lontar jumrah. Yang berjarak kira-kira 1 km. Lokasinya makin menanjak menuju Lontar jumrah. Dan kita diberi penjelasan tentang urutan jalan masuknya, karena sudah ada 3 lantai, jadi sistem jamaah yang lewat diberlakukan jalan satu arah, buka-tutup bila penuh. Sehingga menghindarkan tabrakan dengan jamaah lain. Tempat lontar jumrah / jamarot ini memang sungguh luar biasa. Di bikin bertingkat tiga (rencana 5) dengan akses seperti jalan tol kalo di jakarta, padahal yang lewat nantinya akan penuh dengan manusia dari seluruh penjuru dunia. Di deket pintu masuk menuju Jamarot sudah mulai didirikan tenda-tenda untuk Polisi/Askar yang nanti akan bertugas menjaga tertibnya perjalanan lontar jumrah. Di Mina ini saya sempat diajak makan nasi "Mandi" kata orang sini. Yang isinya mirip nasi kebuli cuman nasinya di taruh di nampan besar dan dagingnya udah dipotong-potong. Jadi satu nampan tersebut bisalah untuk berlima-berenam untuk ukuran orang Indonesia, tapi kalo untuk orang Arab mungkin bisa berdua, tapi saya pernah ngeliat satu nampan diadepin sendirian satu orang !!!! Kami sampai geli melihat orang tersebut menghabiskan makanannya sendirian.
Dua malam di Apartemen Mercure ini, kami mulai bersiap untuk wukuf di Arafah, kami hanya mengenakan pakaian Ihram dan Cadangannya serta koper kecil saja, barang yang lainnya di tinggal di Apartemen.

Rabu, 17 Desember 2008

(Sambungan) Di Mekah 8 hari



























Sebenarnya musim haji ini ada saudara yang berangkat haji juga, yaitu Mas Iwan dan istri dari Banjarnegara , Mas Huda dan istri, dan Mas Iman (tugas dokter/abidin (atas biaya dinas)). Namun mas Iwan dicari no hp nya gak ketemu, yang bisa berhubungan hanya dengan mas Huda dan dokter Iman. Namun selama di Makkah belum sempat bertemu dengan beliaunya, karena Saat kami ada di Makkah, Dr. Iman lagi ada di Aziziyah dan Man Huda Sudah ada di Mina. Pernah pas Hari Jum'at mas Huda mau mampir di Hotel, saat itu kami shalat di Basement, jadi sinyal hp blank. Jadi begitu selesai shalat dan mau makan siang, terima sms dari mas Huda, ternyata tadi beliau ada di Makkah, begitu tak kontak balik, telat dech....mas Huda udah kembali ke Mina. Ya...udah.......belum rezeki nya ketemu di Mekah. Menjalani hari-hari ibadah di Makkah sungguh menyenangkan. Tiap pagi, saya selalu berusaha untuk melaksanakan Thawaf Sunnah, dan berdoa di Multazam. Selama Thawaf saya memang tidak memaksakan diri untuk mendekati Hajar Aswad. Mengingat kepadatan jamaah saat itu. Namun ternyata istri saya (Ita) berhasil mencium Hajar Aswad, Alhamdulillah !!!, meski akhirnya harus pulang sendirian ke Hotel, karena terpisah dari rombongan. Dari satu rombongan Bilad, yang saat itu bisa mencium HajarAswad hanya dua orang. Satu lagi "Mbah" Suwarno, penguasa Gunung Bunder . Di Makkah, kami juga berkesempatan ziarah di Jabal Rahmah, tempat bertemunya Nabi Adam dan Hawa, setelah diturunkan ke Bumi Oleh Allah. Bukit berbatu ini berada di antara Padang Arafah, dan terdapat Tugu yang menjulang setinggi +/- 5 meteran. Sebagai tanda tempat pertemuan Nabi Adam & Hawa.
Selanjutnya kami mengitari Maktab 85 tempat kami nanti akan mukim saat wukuf. Padang Arafah sudah agak menghijau, dengan tanaman sejenis Lamtoro gung kalo di Indonesia. Ternyata orang Makkah menyebutnya sebagai Pohon Sukarno. Karena dulu Presiden Sukarno yang memberi saran kepada Raja Fahd, agar padang Arafah ditanami, biar tidak begitu menyengat. Juga sekarang di PAdang Arafah sudah banyak terdapat Sprayer Air. Yang dipasang di tiang-tiang tinggi, sehingga suhu di sekitar Arafah menjadi agak adem.
Perjalanan di lanjutkan menuju ke Peternakan Onta. Di sini kita bisa menikmati susu onta sepuasnya, dalam kondisi segar habis diperas dari induknya. Ternyata rasa susu onta agak mirip rasa susu sapi murni, cuman seperti agak kental ada santennya. Kami pun juga menyempatkan diri melihat Jamarat (tempat lempar Jumrah) yang sudah ditingkat 3 lantai. Selanjutnya bis berjalan pulang ke Hotel Elaf sambil melewati Jabal Tsur (Gua Hiro') , tempat diturunkannya wahyu yang pertama berupa surat Iqro'. Gunung yang berbatu dan terjal tersebut bila ditempuh dari tempat parkir memerlukan waktu sekitar 3 jam, dan menjelang dinding yang terjal, jalanan hanya bisa untuk berjalan satu-satu. DAn saat masuk ke ruang tempat Gua Hiro' itu, hanya muat untuk duduk dua orang. Sungguh suatu keataatan dan perjuangan yang luar biasa bagi Khadijah saat itu, yang menyuplai Rasulullah makanan dan minuman, selama beliau bersembunyi di Gua Hiro' tersebut dari kejaran Kaum Kafir Quraisy. Menjelang dzuhur, kami telah sampai di Hotel Elaaf Kendah, dan segera membersihkan diri untuk bergegas ke Masjid.
Shalat di Masjidil Haram Makkah ini, memang mempunyai magnet tersendiri, saking banyaknya yang pengen shalat di sini, maka serasa sesak saja, jamaah yang berada di sekitar Ka'bah. Kalo di Masjid Nabawi, tempat shalat jamaah pria dan wanita di pisah. Namun Di Makkah kita bisa shalat berdampingan dengan jamaah wanita tanpa ada sekat. Suhu di Makkah juga relatif lebih panas di bandingkan di Madinah. Mungkin suhunya hampir sama dengan Jakarta. Sehingga kita mudah sekali berkeringat, karena berdesakan ketika mau masuk dan keluar masjid. Baru pada hari ke 2 di Makkah kita tahu, ternyata di Masjidil Haram ini terdapat ruangan shalat di basement, dan pake AC lagi..!!! Jadi sangat nyaman sekali shalat di basement, tidak terlalu berdesak-desakan di bandingkan di sekitar Ka'bah. Di Basement pun kita bisa tadarus Al-Qur'An, dengan nyaman, tanpa harus terganggu dilompatin orang yang mau lewat.
Di Masjidil Haram ini hampir tiap waktu kita menyaksikan Mayat yang digotong untuk di shalatkan. Nah dari peristiwa ini ternyata ada teori, kalo mau setiap waktu shalat persis di depan Ka'bah, maka ikutlah dalam rombongan pembawa jenazah tersebut. !!!! Ada dua jamaah Bilad yakni Pak Endang dan "Mbah" Warno yang sangat hobi ikut nggotong mayat sampai di depan Ka'bah. Begitu pula ketika mau keluar Masjid, yang biasanya selalu padat dan antre, jika mau cepat keluar dari Masjid dengan lancar, ikut lagi dalam rombongan pembawa jenazah ini. Kalo yang ini saya pernah ikutan dalam rombongan pembawa keranda jenazah beramai-ramai, ternyata memang lancar sampai di luar. Intinya adalah untuk acara pemakaman memang harus disegerakan, bahkan bila ada jamaah yang masih duduk menghalangi jalan jenazah yang sedang di bawa, maka bisa dipastikan dia akan tertabrak oleh rombongan pembawa jenazah. Dan ini sudah pernah saya lihat berkali-kali.
Selama 8 hari di Makkah, saya sempat tidak merasakan nikmatnya shalat di Masjid sebanyak dua kali. Waktu yang pertama karena tiba-tiba perut mulas-mulas terus, khawatir nanti di Masjid malah pengen BAB, akhirnya saya putuskan shalat berjamaah di dalam Hotel saja. Di Masjidil Haram ini tempat kamar mandi agak jauh, serta bisa dipastikan kalo kita keluar dari Shaf, saat kembali ke Masjid pasti tempat kita sudah diisi orang, karena saking padatnya jamaah. Dan yang kedua saat badan terasa agak mriang......biasa orang Jawa, kalo belom dikerokin rasanya belum mantap. Akhirnya setelah dikerok sama istri dan minum antangin alhamdulillah fit lagi. Di Makkah ini, praktis saya tidak pernah ada niat untuk belanja-2. Cuma istri ini yang suka diajakin sama ibu-ibu yang lain......biasa di Pasar Seng, Di Bin Dawood, Jalan Cinta waduh mana lagi tuch. Tidak terasa.......8 hari di Makkah sudah selesai, serasa ada rindu harus kembali lagi di sekitar Ka'bah. Karena kami harus move ke Mina..........(bersambung)....

Flas Back#2. Ziarah di Sekitar Madinah









Ziarah di sekitar kota Madinah di awali menuju ke Masjid Kuba', yang merupakan Masjid Pertama yang didirikan oleh Nabi Muhammad.SAW. Di sunnahkan untuk shalat dua rokaat begitu tiba di Masjid pertama di muka bumi. Pengamanan di dalam masjid sama ketatnya dengan di Masjid Nabawi, kita tidak diperbolehkan membawa kamera, namun saya sempat mengabadikannya dengan memakai kamera hp. Perjalanan dilanjutkan menuju ke Jabal Uhud, tempat terjadinya perang Uhud, di mana pasukan Rasulullah mengalami kekalahan yang mengenaskan, dengan Wafatnya Hamzah, Paman Rasulullah. Kekalahan ini akibat ketidak taatan pasukan Islam dalam menjaga pesan Rasul, untuk tidak meninggalkan bukit Uhud, sebelum peperangan usai. Di seberang bukit juga dimakamkan para syuhada Uhud.
Perjalanan dilanjutkan menuju Jabal Magnet, yakni apabila benda berbahan besi (mobil, bis) berada di tengah-2 Jabal Magnet ini, maka dalam posisi berhenti dan kopling pada posisi netral , bis yang kami tumpangi lambat laun seperti tertarik oleh kekuatan magnet dan bisa meluncur dalam kecepatan 200 km/jam tanpa menginjak gas !!! Subhanallah. Kejadian alam ini masih dalam penelitian oleh ahli Fisika dari Perancis, namun belum diketahui hasilnya. Dalam perjalanan pulang menuju hotel, kami diperlihatkan bahwa kota Madinah ternyata telah memiliki Sistem Irigasi Yang baik sejak jaman Kalifah Harun Al Rasyid, dan ini dibuktikan dengan dibuatnya Air terjun buatan yang berada di bukit berbatu kota Madinah


Rabu, 10 Desember 2008

(Flash BAck) Berangkat Ke Tanah Suci







Alhamdulillah tanggal 26 November 2007 saya dan istri berkesempatan menunaikan ibadah Haji bersama rombongan dari Bilad Tour. Setelah berkumpul di Gedung Pewayangan Taman Mini Indonesia Indah, dan diantar oleh tetangga, serta keluarga, kami berangkat menuju ke Bandara Sukarno Hatta. Dengan menumpang pesawat Garuda berbadan lebar, rombongan pun bergabung dengan Jamaah dari travel yang lain, dengan tujuan Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Jam menunjukkan pukul 12.30, setelah shalat Dhuhur dan Ashar yang dijama' Takdim, kami mulai masuk ke pesawat. Menempuh perjalanan udara selama hampir 10 jam memang terasa penat sekali. Makan besar dua kali, suguhan snack dan buah, tidak mengurangi rasa penat itu. Akhirnya saya coba untuk jalan-jalan di dalam pesawat, ternyata di belakang udah pada ngumpul Pak Herman, Pak Dokter , Pak Jamal (Bilad) dan Pramugari tampak berbincang. Akhirnya saya ikut bergabung dengan mereka. Tak terasa pesawat sudah mau mendarat, kami pun mulai mempersiapkan diri.

Pesawat mendarat mulus di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sekitar Maghrib waktu setempat. Kami pun mulai bersiap memasuki prosesi Imigrasi yang melelahkan. Antri...satu persatu......untuk diperiksa kelengkapan dokumen haji nya. Saya pun mulai membayangkan bagaimana dulu Bapak dan ibu mertua menjalani antrian seperti ini, di umur yang di atas 60 tahun. Sementara saya dan istri yang masih di bawah 40 tahun aja merasa antrian imigrasi ini terasa lambat. Maklum dari Sepuluh pintu yang ada, yang dibuka hanya 5, jadi terasa lambat memang. Istri saya udah selesai diperiksa, dan mulai mengambil koper di luar. Pas giliran saya diperiksa, ternyata dari petugas imigrasi menemukan, ada satu lembar halaman di Paspor Haji saya yang hilang !!!! Sungguh kaget saya dengan kejadian, saat ditanyapun saya juga nggak tahu. Akhirnya saya disuruh nunggu du kursi sebelah dalam, saya coba kontak Pak Jamal dan istri, HP pun meski sudah dibuka jalur internasional ternyata gak bisa untuk nelpon, hanya bisa nerima dan kirim sms aja. Waduh...!!! ternyata istri udah panik, dan kontak pak Jamal yang udah ada di luar peron. Dua kali saya tanyakan ke petugas imigrasi, hanya di jawab " Tunggu sebentar, sedangkan dilakukan pengecekan !". Bayangkan ,.........capek dari perjalanan jauh, belum makan malam, wah....campur aduk...!!! Alhamdulillah 20 menit berlalu saya dipanggil oleh petugas, mereka hanya mengatakan Foto saya yang Paspor ada yang hilang, jadi Diganti ditambahin oleh petugas, saya hanya bilang, nggak masalah. Saya ajak bersalaman sambil melempar senyum kepada petugas Imigrasi Arab itu, "Thanks, Assalamu'alaikum......"
Bersama Pak Jamal, Pak Dokter dan Istri, saya bergegas bergabung dengan rombongan Bilad yang lain yang udah menyantap makan malam. Karena udah telah, saya pun buru-bur mengambil air wudlu untuk melaksanakan shalat Maghrib dan Isya' di Jama' Ta'khir. Selesai shalat baru bisa menyantap menu makan malam. Selanjutnya kami mulai bersiap melanjutkan perjalanan pukul 22.00 menuju kota Rasul yaitu Madinah Al Munawaroh. Saya mengira akan sampe di Madinah Jam 04.00 , sehingga bisa melaksanakan shalat Subuh pertama di Masjid Nabawi. Ternyata saat sampai di Ceck Point sekitar jam 02.00, ditunggu-tunggu satu jam, dua jam.......ternyata paspor belum di antar-antar juga. Akhirnya kami pun melaksanakan Shalat subuh di masjid dekat situ. Habis shalat subuh, semua jamaah mulai meminta pak Jamal untuk segera mencari info mengapa lambat sekali paspor di serahkan. Tarnyata ......petugasnya molooooor...alias ketiduran !!! Semua beres......perjalanan dilanjutkan menuju Madinah. Akhirnya sampailah kami pukul 08.00 di Hotel Sheraton Al Haritiyah Madinah, berjarak 150 meter dari masjid Nabawi Alhamdulillah. Rombongan bergegas di arahkan menuju ruang makan untuk sarapan, dan menuju Kamar masing-masing untuk beristirahat sejenak, setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan.
Suhu yang agak dingin mulai menerpa tulang kaum tropis, begitu kami menginjak Madinah, kami pun mulai bergegas untuk menunaikan shalat Dhuhur di Masjid Nabawi. Subhanallah !!!! Masjid Rasul ini memang sungguh dalam perawatran yang prima. Dengan jumlah tiang penyangga yang berjumlah lebih dari 2.500 buah, dan diatas tiang tersebut terdapat ornamen besar ukiran yang semuanya terbuat dari emas !!! ditambah dengan Ribuan Lampu Gantung yang juga berlapis Emas. Selain itu, panel pintu masuk ke masjid pun terbuat dari lapisan Emas. Serta dari tiap-tiap tiang penyangga tersebut menyembur hembusan AC yang begitu kuat. Padahal udara di luar aja udah dingin, ditambah lagi oleh hembusan AC, maka tak ayal suasana di dalam masjid pun jadi dingin. Sambil menunggu datangnya waktu Dzuhur, maka mulailah saya tadarus dengan harapan dapat mengkhatamkan Al-Qur'an selama berada di tanah suci. Di Masjid Nabawi ini jamaah pria dan wanita di pisahkan oleh sekat ( tidak bercampur) bahkan sampai di teras luar pun di pisah.
Karena saya merasakan suhu udara di luar terasa dingin, maka saya selalu menganakan kaos panjang dirangkap dengan baju koko, ditambah sengan surban serta masker. Serta rutin mengkonsumsi vitamin dan madu. Demikian juga istri saya. Yang istimewa di Masjid Nabawi ini, karena terdapat makam Rasulullah dan Khalifah dan tempat dimana Rasulullah dulu selalu menyampaikan wahyu yang diterima dari malaikat Jibril serta melakukan shalat-shalat malam yang di sebut Raudhah. Di Raudhah inilah tempat yang makbul untuk memanjatkan doa, serta makam keluarga Rasul di belakang Masjid Nabawi (Makam Baqi). Di Raudah ini (karena terkenal sebagai tempat yang makbul) maka banyak sekali jamaah haji/umrah yang berebut untuk dapat melakukan shalat dua rakaat dan memanjatkan doa. Jangan heran jika di Raudhah selalu padat dengan jamaah dan selalu dijaga ketat oleh Askar (Polisi) . Askar juga menjaga Mihrab ( tempat seperti mimbar) dari tangan-tangan Jamaah yang mencoba untuk meratapi Raudah ini maupun menciumi , karena itu sangat tidak dianjurkan oleh Rasulullah dan dianggap Bid'ah. Hari pertama saya mencoba untuk masuk barisan yang antre untuk dapat shalat di Raudhah. Saking padatnya, saya hanya bisa shalat di baris ketiga, beulm bisa mendekat ke mihrabnya. Hari Kedua di Masjid Nabawi pagi harinya saya niat shalat Dhuha sendirian. Sehabis shalat Dhuha saya lihat Raudhah udah penuh oleh lautan manusia, bahkan dari pintu masuk pun sudah antre. Jadi di sini di pisah antara pintu masuk dan pintu keluar (satu arah saja). Dua pintu ini dijaga Askar. Saya sempat melihat ketika ada orang yang mencoba masuk dari arah pintu keluar segera di tarik oleh Askar untuk antre lewat pintu masuk !!
Merasa antriannya lama, saya iseng-iseng jalan melenggang masuk ke Raudhah melewati pintu keluar, dan ternyata dibiarkan oleh Askarnya !!! Subhanallah.......Akhirnya saya bisa berada di shof pertama, begitu orang yang didepan saya selesai shalat dan doa, maka segera saya pegang tangannya untuk bergantian. Akhirnya saya bisa melaksanakan shalat dua rakaat dan berdoa di Raudhah, sambil menitikkan air mata. Selama 9 hari tinggal di Madinah, ternyata saya berkesempatan melakukan Shalat tepat di shof pertama di depan Mihrab, tempat Rasul menyampaikan Wahyu Allah dan bermunajat serta shalat, sebanyak 4 kali berturut-turut !!!! Subhanallah!!!!!!. Selebihnya saya berkhidmat shalat di sekitar Raudhah saja. Hari yang lainnya tiap pagi ada yang berziarah ke makam Baqi (makam para sahabat Rasul dan keluarga) Anak kesayangan Rasulullah (Fatimah) dan Cucu Hasan & Husen juga dimakamkan di Makam Baqi ini. Namun untuk menghindarkan dari perbuatan Musyrik, makam ini tidak terdapat tanda di sebelah mana mereka dimakamkan. Hanya ada tanda batu sebesar butiran kelapa saja sebagai tanda makam, tidak lebih !!!.

Merenungi Napak Tilas Nabi Ibrahim AS Di Tanah Suci

































Labbaika Allahumma Labbaiik, Labbaika Laa syarii ka laka labbaiik. Innal Khamda Wanni'mata Laka Wal Mulk(a) Laa syarii kalak(a). Kalimat talbiyah meluncur khidmat dari mulut para jamaah Haji yang mulai melakukan perjalanan meninggalkan kota Madinah Menuju Kota Makkah Al Mukarromah untuk melakukan Umroh pertama, sejak berangkat dari tanah air. Dari Madinah kami sudah mengenakan pakaian Ihram. Dua lembar kain yang tak berjahit.
Pemerintah Arab Saudi memang sangat menghargai para tamu Allah ini, disetiap Check Point, Jamaah selalu mendapatkan pasokan makanan dan minuman yang berlimpah. Subhanallah !!! begitu mulianya tamu Allah ini dimata Pemerintah Arab Saudi. Bahkan ketika bis yang kami tumpangi, kedapatan bannya ada bekas luka (sobek) sedikit, maka bis diwajibkan untuk mengganti bannya dengan yang baru !!!. Petugas berasumsi, ban seperti ini bisa menimbulkan potensi membahayakan untuk terjadinya kecelakaan. Sungguh suatu perhatian yang sangat luar biasa !!!
Dari Madinah dengan melewati beberapa check point, untuk melaksanakan Umrah dalam bulan haji ini kami mengambil Miqot (batas) dari Dzul Khulaifah (Bir Ali). Di Masjid Bir Ali inilah kami mulai mensucikan diri dengan mandi besar atau mengambil air Wudlu dan dilanjutkan dengan shalat dua rokaat. Dan dilanjutkan dengan memanjatkan doa, Labbaik Allahumma 'Umrotan. Selanjutnya bis melanjutkan perjalanan menuju kota Makkah . Memasuki kota Makkah, alunan Talbiyah makin menggema. Bus berhenti di depan Hotel Elaf Kendah Makkah tepat Pukul 23.00 pagi waktu setempat. Setelah makan dan istirahat sejenak, kami langsung melanjutkan program Umroh. Suasana Fajar Jam 23.30 tidak menampakkan kesunyian, bahkan sekitar Masjidil Haram makin ramai dengan kedatangan rombongan Jamaah dari berbagai penjuru dunia. Subhanallah !!!!
Secara berombongan per delapan orang (Pak Yon dan Bu Titi, Saya dan istri, Pak Lutfi & istri, Bu Anna, Pak Rudi dan Pak Endang) kami mulai memasuki Masjidil Haram. Tak terasa jantung begitu berdetak lebih cepat, serasa tak tahan ingin segera menunggu sesuatu yang sudah lama (38 tahun) tunggu-tunggu !!. Begitu memasuki pintu UTama MAsjidil Haram dan menyaksikan Ka'bah secara langsung yang makin lama makin dekat,...........byur............rasanya tulang belulang ini seperti lepas,.....lemas.......Subhanallah.....Maha Suci Engkau Yaaa Allah....tak terasa air mata melelh di pipi. Begitu Agungnya karya Cipta Nabi Ibrahim, dalam membangun rumah Allah. Yang telah ribuan tahun tetap kokoh berdiri dalam naungan penjagaan Allah. Dan gak terasa hampir semua jamaah yang pertama kali menatap Ka'bah secara langsung berurai air mata.
Sambil dibimbing oleh guide kami pun mengucapkan doa " Allahumma zid baitaka hadza tasy-riifan wata'zhiiman watakriiman wabirron wamahabah" ( Ya Allah tambahkanlah pada rumah-Mu ini/Baitullah kemuliaan, keagungan, kebaikan dan kewibawaan).
Sesudah itu kami mencicipi air zam-zam di lingkungan Masjidil Harom, disambung dengan Shalat Maghrib dan Isya' di Jama' Ta'khir. Selanjutnya kami melakukan shalat sunnah dua rokaat. Masih dalam grup yang sama, kami pun mulai melakukan thawaf Ifadhoh (mengelilingi Ka'bah) sebanyak tujuh kali putaran. Jam masih menunjukkan pukul 00.30 saat kami mulai mengelilingi Ka'bah, dipandu oleh Guide, Dedi (anak lombok NTB, yang sekolah di Mekah). Saat itu Ka'bah belum begitu banyak orang, jadi masih biasa saja. Pelaksanaan Thawaf ini dimulai dari batas lampu hijau yang ada di sisi sebelah kanan kita, jika Ka'bah ada disebalah kiri kita. Lampu Hijau ini lurus sejajar dengan Hajar Aswad. Dari Hajar Aswad ke Rukun Yaman, kita membaca Subkhanallah, Walkhamdulillah, Walaa-ilaaha Illallah, wallahu Akbar, walaa-khaula-walaa-quwwata illa billah. Dari Rukun Yaman ke Hajar Aswad kita membaca, Allahumma inni as-aluka 'afwa wal'afiayata fiddunyaa wal-akhiroh. Robbana aatina fiddun yaa khasanah wa fil aakhiroti khasanah waqinaa adzaa bannaar(i).
Selesai Thawaf, melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqom Ibrahim (tempat berdiri/berpijak dulu Nabi Ibrahim mengarahkan dalam pembuatan Ka'bah). Disinilah tempat mustajab untuk memanjatkan do'a. Banyak keinginan dan harapan yang ditumpahkan oleh jamaah untuk memperbanyak doa di sini.
Selanjutnya grup bergerak ke arah bukit Shafa untuk mulai melakukan Sa'i (Berjalan dan berlari-lari kecil, antara bukit Shafa menuju bukit Marwa, dan sebaliknya sebanyak tujuh kali). Ternyata di bukit Shafa ini sudah penuh dengan jamaah yang berdiri di sana. Sesampainya di bukit Shafa, sambil menghadap Ka'bah membaca Allahu Akbar 3 x, Laailaaha illallahu wakhdahu laa syarikalah(u), Lahul mulku walahul-khamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in(g) qodiir(un). sambil mengangkat tangan. Bacaan tersebut diulang 3 kali.
Menjalani rute yang pernah dilakukan olah Hajar dalam upaya untuk mencarikan air minum bagi bayi Ismail yang kehausan dan menangis saat itu, ternyata membuat kami tak kuasa menahan haus, akhirnya di sela-sela mengitari Shafa dan Marwah, grup kami sempat berhenti dua kali, untuk mereguk air zam-zam yang memang sudah disiapkan berjajar rapi di sepanjang dua bukit itu. Tak terasa peluh pun ikut membasahi badan dan kain Ihram kamipun basah olehkeringat. Karena penuhnya jalur Shafa menuju Marwa, akhirnya Dedi memutuskan untuk pindah ke lantai dua dari Marwah menuju Shafa. Alhamdulillah di lantai dua suasana agak lengang. Tidak sepadat di lantai dasar. Dengan mengikuti bacaan yang dilafadzkan oleh Dedi kami tetap menjaga grup agar tetap tidak terpecah. (Bacaan sama dengan saat melaksanakan tawaf). Selesai Tawaf , dengan menghadap Ka'bah, Kami pun memanjatkan doa selesai Umroh dibimbing oleh Dedi. Selesai berdoa, kami berdelapan pun saling mencukur rambut secara bergantian (Tahalul). Alhamdulillah selesai sudah Umrah pertama dalam bulan haji ini, kami pun bergerak menuju ke Hotel Elaf Kendah, tepat Jam 03.30 . Di Hotel yang berjarak kira-2 50 meter dari Masjidil Haram, kami mulai merapikan koper yang udah di letakkan di depan kamar masing-masing. Sejenak beristirahat, dan mandi besar serta mengganti pakaian Ihram dengan pakaian biasa, kami pun bergegas untuk melaksanakan shalat subuh pertama di Masjidil Haram. Tapi Masya Allah. Ternyata jamaah udah menyemut sampai di pelataran masjid. Karena masih belum mengenal liku-liku masjid, akhirnya saya memilih bergabung dengan jamaah yang udah ada di pelataran masjid............(bersambung)...........