Alhamdulillah tanggal 26 November 2007 saya dan istri berkesempatan menunaikan ibadah Haji bersama rombongan dari Bilad Tour. Setelah berkumpul di Gedung Pewayangan Taman Mini Indonesia Indah, dan diantar oleh tetangga, serta keluarga, kami berangkat menuju ke Bandara Sukarno Hatta. Dengan menumpang pesawat Garuda berbadan lebar, rombongan pun bergabung dengan Jamaah dari travel yang lain, dengan tujuan Bandara King Abdul Aziz Jeddah. Jam menunjukkan pukul 12.30, setelah shalat Dhuhur dan Ashar yang dijama' Takdim, kami mulai masuk ke pesawat. Menempuh perjalanan udara selama hampir 10 jam memang terasa penat sekali. Makan besar dua kali, suguhan snack dan buah, tidak mengurangi rasa penat itu. Akhirnya saya coba untuk jalan-jalan di dalam pesawat, ternyata di belakang udah pada ngumpul Pak Herman, Pak Dokter , Pak Jamal (Bilad) dan Pramugari tampak berbincang. Akhirnya saya ikut bergabung dengan mereka. Tak terasa pesawat sudah mau mendarat, kami pun mulai mempersiapkan diri.
Pesawat mendarat mulus di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sekitar Maghrib waktu setempat. Kami pun mulai bersiap memasuki prosesi Imigrasi yang melelahkan. Antri...satu persatu......untuk diperiksa kelengkapan dokumen haji nya. Saya pun mulai membayangkan bagaimana dulu Bapak dan ibu mertua menjalani antrian seperti ini, di umur yang di atas 60 tahun. Sementara saya dan istri yang masih di bawah 40 tahun aja merasa antrian imigrasi ini terasa lambat. Maklum dari Sepuluh pintu yang ada, yang dibuka hanya 5, jadi terasa lambat memang. Istri saya udah selesai diperiksa, dan mulai mengambil koper di luar. Pas giliran saya diperiksa, ternyata dari petugas imigrasi menemukan, ada satu lembar halaman di Paspor Haji saya yang hilang !!!! Sungguh kaget saya dengan kejadian, saat ditanyapun saya juga nggak tahu. Akhirnya saya disuruh nunggu du kursi sebelah dalam, saya coba kontak Pak Jamal dan istri, HP pun meski sudah dibuka jalur internasional ternyata gak bisa untuk nelpon, hanya bisa nerima dan kirim sms aja. Waduh...!!! ternyata istri udah panik, dan kontak pak Jamal yang udah ada di luar peron. Dua kali saya tanyakan ke petugas imigrasi, hanya di jawab " Tunggu sebentar, sedangkan dilakukan pengecekan !". Bayangkan ,.........capek dari perjalanan jauh, belum makan malam, wah....campur aduk...!!! Alhamdulillah 20 menit berlalu saya dipanggil oleh petugas, mereka hanya mengatakan Foto saya yang Paspor ada yang hilang, jadi Diganti ditambahin oleh petugas, saya hanya bilang, nggak masalah. Saya ajak bersalaman sambil melempar senyum kepada petugas Imigrasi Arab itu, "Thanks, Assalamu'alaikum......"
Bersama Pak Jamal, Pak Dokter dan Istri, saya bergegas bergabung dengan rombongan Bilad yang lain yang udah menyantap makan malam. Karena udah telah, saya pun buru-bur mengambil air wudlu untuk melaksanakan shalat Maghrib dan Isya' di Jama' Ta'khir. Selesai shalat baru bisa menyantap menu makan malam. Selanjutnya kami mulai bersiap melanjutkan perjalanan pukul 22.00 menuju kota Rasul yaitu Madinah Al Munawaroh. Saya mengira akan sampe di Madinah Jam 04.00 , sehingga bisa melaksanakan shalat Subuh pertama di Masjid Nabawi. Ternyata saat sampai di Ceck Point sekitar jam 02.00, ditunggu-tunggu satu jam, dua jam.......ternyata paspor belum di antar-antar juga. Akhirnya kami pun melaksanakan Shalat subuh di masjid dekat situ. Habis shalat subuh, semua jamaah mulai meminta pak Jamal untuk segera mencari info mengapa lambat sekali paspor di serahkan. Tarnyata ......petugasnya molooooor...alias ketiduran !!! Semua beres......perjalanan dilanjutkan menuju Madinah. Akhirnya sampailah kami pukul 08.00 di Hotel Sheraton Al Haritiyah Madinah, berjarak 150 meter dari masjid Nabawi Alhamdulillah. Rombongan bergegas di arahkan menuju ruang makan untuk sarapan, dan menuju Kamar masing-masing untuk beristirahat sejenak, setelah menempuh perjalanan panjang yang melelahkan.
Suhu yang agak dingin mulai menerpa tulang kaum tropis, begitu kami menginjak Madinah, kami pun mulai bergegas untuk menunaikan shalat Dhuhur di Masjid Nabawi. Subhanallah !!!! Masjid Rasul ini memang sungguh dalam perawatran yang prima. Dengan jumlah tiang penyangga yang berjumlah lebih dari 2.500 buah, dan diatas tiang tersebut terdapat ornamen besar ukiran yang semuanya terbuat dari emas !!! ditambah dengan Ribuan Lampu Gantung yang juga berlapis Emas. Selain itu, panel pintu masuk ke masjid pun terbuat dari lapisan Emas. Serta dari tiap-tiap tiang penyangga tersebut menyembur hembusan AC yang begitu kuat. Padahal udara di luar aja udah dingin, ditambah lagi oleh hembusan AC, maka tak ayal suasana di dalam masjid pun jadi dingin. Sambil menunggu datangnya waktu Dzuhur, maka mulailah saya tadarus dengan harapan dapat mengkhatamkan Al-Qur'an selama berada di tanah suci. Di Masjid Nabawi ini jamaah pria dan wanita di pisahkan oleh sekat ( tidak bercampur) bahkan sampai di teras luar pun di pisah.
Karena saya merasakan suhu udara di luar terasa dingin, maka saya selalu menganakan kaos panjang dirangkap dengan baju koko, ditambah sengan surban serta masker. Serta rutin mengkonsumsi vitamin dan madu. Demikian juga istri saya. Yang istimewa di Masjid Nabawi ini, karena terdapat makam Rasulullah dan Khalifah dan tempat dimana Rasulullah dulu selalu menyampaikan wahyu yang diterima dari malaikat Jibril serta melakukan shalat-shalat malam yang di sebut Raudhah. Di Raudhah inilah tempat yang makbul untuk memanjatkan doa, serta makam keluarga Rasul di belakang Masjid Nabawi (Makam Baqi). Di Raudah ini (karena terkenal sebagai tempat yang makbul) maka banyak sekali jamaah haji/umrah yang berebut untuk dapat melakukan shalat dua rakaat dan memanjatkan doa. Jangan heran jika di Raudhah selalu padat dengan jamaah dan selalu dijaga ketat oleh Askar (Polisi) . Askar juga menjaga Mihrab ( tempat seperti mimbar) dari tangan-tangan Jamaah yang mencoba untuk meratapi Raudah ini maupun menciumi , karena itu sangat tidak dianjurkan oleh Rasulullah dan dianggap Bid'ah. Hari pertama saya mencoba untuk masuk barisan yang antre untuk dapat shalat di Raudhah. Saking padatnya, saya hanya bisa shalat di baris ketiga, beulm bisa mendekat ke mihrabnya. Hari Kedua di Masjid Nabawi pagi harinya saya niat shalat Dhuha sendirian. Sehabis shalat Dhuha saya lihat Raudhah udah penuh oleh lautan manusia, bahkan dari pintu masuk pun sudah antre. Jadi di sini di pisah antara pintu masuk dan pintu keluar (satu arah saja). Dua pintu ini dijaga Askar. Saya sempat melihat ketika ada orang yang mencoba masuk dari arah pintu keluar segera di tarik oleh Askar untuk antre lewat pintu masuk !!
Merasa antriannya lama, saya iseng-iseng jalan melenggang masuk ke Raudhah melewati pintu keluar, dan ternyata dibiarkan oleh Askarnya !!! Subhanallah.......Akhirnya saya bisa berada di shof pertama, begitu orang yang didepan saya selesai shalat dan doa, maka segera saya pegang tangannya untuk bergantian. Akhirnya saya bisa melaksanakan shalat dua rakaat dan berdoa di Raudhah, sambil menitikkan air mata. Selama 9 hari tinggal di Madinah, ternyata saya berkesempatan melakukan Shalat tepat di shof pertama di depan Mihrab, tempat Rasul menyampaikan Wahyu Allah dan bermunajat serta shalat, sebanyak 4 kali berturut-turut !!!! Subhanallah!!!!!!. Selebihnya saya berkhidmat shalat di sekitar Raudhah saja. Hari yang lainnya tiap pagi ada yang berziarah ke makam Baqi (makam para sahabat Rasul dan keluarga) Anak kesayangan Rasulullah (Fatimah) dan Cucu Hasan & Husen juga dimakamkan di Makam Baqi ini. Namun untuk menghindarkan dari perbuatan Musyrik, makam ini tidak terdapat tanda di sebelah mana mereka dimakamkan. Hanya ada tanda batu sebesar butiran kelapa saja sebagai tanda makam, tidak lebih !!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar