Rabu, 10 Desember 2008

Merenungi Napak Tilas Nabi Ibrahim AS Di Tanah Suci

































Labbaika Allahumma Labbaiik, Labbaika Laa syarii ka laka labbaiik. Innal Khamda Wanni'mata Laka Wal Mulk(a) Laa syarii kalak(a). Kalimat talbiyah meluncur khidmat dari mulut para jamaah Haji yang mulai melakukan perjalanan meninggalkan kota Madinah Menuju Kota Makkah Al Mukarromah untuk melakukan Umroh pertama, sejak berangkat dari tanah air. Dari Madinah kami sudah mengenakan pakaian Ihram. Dua lembar kain yang tak berjahit.
Pemerintah Arab Saudi memang sangat menghargai para tamu Allah ini, disetiap Check Point, Jamaah selalu mendapatkan pasokan makanan dan minuman yang berlimpah. Subhanallah !!! begitu mulianya tamu Allah ini dimata Pemerintah Arab Saudi. Bahkan ketika bis yang kami tumpangi, kedapatan bannya ada bekas luka (sobek) sedikit, maka bis diwajibkan untuk mengganti bannya dengan yang baru !!!. Petugas berasumsi, ban seperti ini bisa menimbulkan potensi membahayakan untuk terjadinya kecelakaan. Sungguh suatu perhatian yang sangat luar biasa !!!
Dari Madinah dengan melewati beberapa check point, untuk melaksanakan Umrah dalam bulan haji ini kami mengambil Miqot (batas) dari Dzul Khulaifah (Bir Ali). Di Masjid Bir Ali inilah kami mulai mensucikan diri dengan mandi besar atau mengambil air Wudlu dan dilanjutkan dengan shalat dua rokaat. Dan dilanjutkan dengan memanjatkan doa, Labbaik Allahumma 'Umrotan. Selanjutnya bis melanjutkan perjalanan menuju kota Makkah . Memasuki kota Makkah, alunan Talbiyah makin menggema. Bus berhenti di depan Hotel Elaf Kendah Makkah tepat Pukul 23.00 pagi waktu setempat. Setelah makan dan istirahat sejenak, kami langsung melanjutkan program Umroh. Suasana Fajar Jam 23.30 tidak menampakkan kesunyian, bahkan sekitar Masjidil Haram makin ramai dengan kedatangan rombongan Jamaah dari berbagai penjuru dunia. Subhanallah !!!!
Secara berombongan per delapan orang (Pak Yon dan Bu Titi, Saya dan istri, Pak Lutfi & istri, Bu Anna, Pak Rudi dan Pak Endang) kami mulai memasuki Masjidil Haram. Tak terasa jantung begitu berdetak lebih cepat, serasa tak tahan ingin segera menunggu sesuatu yang sudah lama (38 tahun) tunggu-tunggu !!. Begitu memasuki pintu UTama MAsjidil Haram dan menyaksikan Ka'bah secara langsung yang makin lama makin dekat,...........byur............rasanya tulang belulang ini seperti lepas,.....lemas.......Subhanallah.....Maha Suci Engkau Yaaa Allah....tak terasa air mata melelh di pipi. Begitu Agungnya karya Cipta Nabi Ibrahim, dalam membangun rumah Allah. Yang telah ribuan tahun tetap kokoh berdiri dalam naungan penjagaan Allah. Dan gak terasa hampir semua jamaah yang pertama kali menatap Ka'bah secara langsung berurai air mata.
Sambil dibimbing oleh guide kami pun mengucapkan doa " Allahumma zid baitaka hadza tasy-riifan wata'zhiiman watakriiman wabirron wamahabah" ( Ya Allah tambahkanlah pada rumah-Mu ini/Baitullah kemuliaan, keagungan, kebaikan dan kewibawaan).
Sesudah itu kami mencicipi air zam-zam di lingkungan Masjidil Harom, disambung dengan Shalat Maghrib dan Isya' di Jama' Ta'khir. Selanjutnya kami melakukan shalat sunnah dua rokaat. Masih dalam grup yang sama, kami pun mulai melakukan thawaf Ifadhoh (mengelilingi Ka'bah) sebanyak tujuh kali putaran. Jam masih menunjukkan pukul 00.30 saat kami mulai mengelilingi Ka'bah, dipandu oleh Guide, Dedi (anak lombok NTB, yang sekolah di Mekah). Saat itu Ka'bah belum begitu banyak orang, jadi masih biasa saja. Pelaksanaan Thawaf ini dimulai dari batas lampu hijau yang ada di sisi sebelah kanan kita, jika Ka'bah ada disebalah kiri kita. Lampu Hijau ini lurus sejajar dengan Hajar Aswad. Dari Hajar Aswad ke Rukun Yaman, kita membaca Subkhanallah, Walkhamdulillah, Walaa-ilaaha Illallah, wallahu Akbar, walaa-khaula-walaa-quwwata illa billah. Dari Rukun Yaman ke Hajar Aswad kita membaca, Allahumma inni as-aluka 'afwa wal'afiayata fiddunyaa wal-akhiroh. Robbana aatina fiddun yaa khasanah wa fil aakhiroti khasanah waqinaa adzaa bannaar(i).
Selesai Thawaf, melaksanakan shalat dua rakaat di belakang Maqom Ibrahim (tempat berdiri/berpijak dulu Nabi Ibrahim mengarahkan dalam pembuatan Ka'bah). Disinilah tempat mustajab untuk memanjatkan do'a. Banyak keinginan dan harapan yang ditumpahkan oleh jamaah untuk memperbanyak doa di sini.
Selanjutnya grup bergerak ke arah bukit Shafa untuk mulai melakukan Sa'i (Berjalan dan berlari-lari kecil, antara bukit Shafa menuju bukit Marwa, dan sebaliknya sebanyak tujuh kali). Ternyata di bukit Shafa ini sudah penuh dengan jamaah yang berdiri di sana. Sesampainya di bukit Shafa, sambil menghadap Ka'bah membaca Allahu Akbar 3 x, Laailaaha illallahu wakhdahu laa syarikalah(u), Lahul mulku walahul-khamdu wahuwa 'alaa kulli syai-in(g) qodiir(un). sambil mengangkat tangan. Bacaan tersebut diulang 3 kali.
Menjalani rute yang pernah dilakukan olah Hajar dalam upaya untuk mencarikan air minum bagi bayi Ismail yang kehausan dan menangis saat itu, ternyata membuat kami tak kuasa menahan haus, akhirnya di sela-sela mengitari Shafa dan Marwah, grup kami sempat berhenti dua kali, untuk mereguk air zam-zam yang memang sudah disiapkan berjajar rapi di sepanjang dua bukit itu. Tak terasa peluh pun ikut membasahi badan dan kain Ihram kamipun basah olehkeringat. Karena penuhnya jalur Shafa menuju Marwa, akhirnya Dedi memutuskan untuk pindah ke lantai dua dari Marwah menuju Shafa. Alhamdulillah di lantai dua suasana agak lengang. Tidak sepadat di lantai dasar. Dengan mengikuti bacaan yang dilafadzkan oleh Dedi kami tetap menjaga grup agar tetap tidak terpecah. (Bacaan sama dengan saat melaksanakan tawaf). Selesai Tawaf , dengan menghadap Ka'bah, Kami pun memanjatkan doa selesai Umroh dibimbing oleh Dedi. Selesai berdoa, kami berdelapan pun saling mencukur rambut secara bergantian (Tahalul). Alhamdulillah selesai sudah Umrah pertama dalam bulan haji ini, kami pun bergerak menuju ke Hotel Elaf Kendah, tepat Jam 03.30 . Di Hotel yang berjarak kira-2 50 meter dari Masjidil Haram, kami mulai merapikan koper yang udah di letakkan di depan kamar masing-masing. Sejenak beristirahat, dan mandi besar serta mengganti pakaian Ihram dengan pakaian biasa, kami pun bergegas untuk melaksanakan shalat subuh pertama di Masjidil Haram. Tapi Masya Allah. Ternyata jamaah udah menyemut sampai di pelataran masjid. Karena masih belum mengenal liku-liku masjid, akhirnya saya memilih bergabung dengan jamaah yang udah ada di pelataran masjid............(bersambung)...........

Tidak ada komentar: