Minggu, 14 September 2008

IHSG makin Ndlosooooooorrrrrr...................

Tak di duga IHSG makin terjun bebas di angka 1.775, pada sesia dua hari ini, Senin 15 Sept-08. Akhirnya udah sekitar dua mingguan kita nggak bisa jualan. Habis sudah pelurunya. Jadi kita hanya bisa menjadi penonton di tengah riuhnya angka Indeks terjun bebas. Sayang memang.....
Semoga saja harga minyak melejit lagi sampe 125USD/barrel. Biar bursa kembali menggeliat.

Rabu, 10 September 2008

IHSG NDLOSORRRRRR........

10 September 2008 kemarin benar-benar hari kelabu bagi pasar modal Indonesia. Bagaimana tidak ? IHSG (indeks Harga Saham Gabungan) turun ke titik nadirnya di angka 1.855 !!! Angka terendah sejak April tahun lalu.
Mungkin bulan puasa tahun ini, memang harus benar-benar lebih tirakat lagi. Karena persediaan peluru buat ikut bermain di angka krusial ini udah habis. Jadilah kita hanya sebagai penonton, sambil berdoa, semoga IHSG cepat pulih lagi.
Dalam satu minggu, setelah masuk bursa,....sorenya turun. Begitu terus sampe puncaknya di Hari Rabu kemarin.

Senin, 08 September 2008

Rumah Megawon Yang Kesepian



Rumah di Jalan Padi Raya B5 No. 28 Perumahan Megawon Indah Kudus, nampak kesepian tanpa penghuni nyata. Meski tiap hari ada Mas Tho yang njaga rumah, namun sejatinya rumah itu tak berpenghuni. Paling-paling kalo Lebaran tiba, kami sekeluarga menginap di sana. Selebihnya ya Mas Tho itu yang tidur tiap malam di sana.
Memang rumah di Megawon ibarat Villa saja, yang di tempati hanya sesekali, karena pas ada acara di Kudus. Maka menjelang Lebaran tahun 2008 ini pun kami bersiap untuk kembali berkemah di Megawon. Kebetulan adek istri saya, Diana dan keluarganya juga tinggal di dekat rumah. Jadi semua urusan di titip sama Diana.

Minggu, 07 September 2008

Mundur dari PT. Hinuras Pacific

Tanggal 2 September 2008, karena kesibukan saya di Nindya Karya, dan bisnis saham, saya memutuskan untuk mundur dari PT. Hinuras Pacific, sebagai Komisaris. Setelah selama kurang lebih tiga tahun lamanya bersama Harry Nurdin dan Barnabas. Modal yang selama ini tertanam di Hinuras mau saya alihkan ke investasi lain.
Keputusan mundur ini memang harus diambil, karena selama ini Hinuras ibarat " Hidup Enggan, Mati Tak Mau". Harry yang dipercaya mengelola, ternyata punya banyak kelolaan yang lain, Jadi Hinuras sebagai anak bawang, menjadi kurang terurus, kalo tidak bisa dibilang nggak diurusi. Selama ini Hinuras jadi kepanjangan tangan dalam memasarkan kaca film/safety film merk Ntech. Tapi apa daya, ARCU yang notabenenya sebagai importir Ntech nggak pernah melakukan penetrasi pasar dengan melakukan promosi. Akhirnya ya begitulah.......bisa ditebak arah perkembangannya. Juga sebagai distributor pupuk dari Subur-in, mandek, meski pernah suplai sekali ke Grupnya Sinar Mas Di Palembang.
Mungkin juga saya nggak cocok buat bisnis ritel seperti ini, akhirnya saya putuskan untuk mundur, dan saya akan lebih konsen di Pasar Saham dan di Nindya Karya saja, yang lebih menjanjikan di masa depan. Tentu saja saya bersyukur bisa bertemu dengan pebisnis seperti Harry Nurdin, yang telah membuka cakrawala bisnis ritel ternyata seperti demikian. Dan Barnabas, yang jago dalam Teori pemasaran dan deretan tabel yang menjanjikan. Selamat tinggal PT. Hinuras Pacific.....................

Selasa, 02 September 2008

Rumah Poncowolo

Tanggal 29 Agustus 2008 saya ke Semarang, buat nengok bapak dan sekaligus ziarah ke makam ibu dan ke kudus ngeliat kondisi rumah di Megawon.
Rumah Poncowolo yang terakhir di renovasi besar-besaran tahun 1983 an, saat ini kondisinya makin mengkhawatirkan. Rumah bagian belakang yang tidak berpenghuni, memang terlihat seperti "singup" , maklum nggak ada yang nempatin. Paling-2 sekali dua kali aja dipakai oleh Ozi atau Akhid . Juga banyak bergeletakan barang-barang bekas. Di tambah dengan rontokan tembok yang udah tua, menjadikan suasana rumah tambah seram.
Bapak ingin rumahnya ditinggikan sekitar 20 cm an. Maklum, saat ini ketinggian rumah dengan jalannya udah hampir berimbang. Jadi kalo hujan agak lama sedikit, udah tentu air di jalan akan lari ke arah rumah bapak. Juga kunci-kunci pintu dan jendela rumah udah pada rusak, jadi perlu penggantian. Tembok yang udah pada rontok semennya karena di makan usia memang harus di kupas dan diganti dengan yang baru. Agar udara pun bisa berembus dengan sehatnya.
Jadi memang bisa dimaklumi jika selama 25 tahun kemudian rumah Bapak perlu di renovasi lagi. Semoga dengan perubahan ini Bapak menjadi lebih optimis, berpikir possitive dan segar beraktivitas kembali. Amien.