Jumat, 09 Oktober 2009

Balik Ke Jakarta






Sabtu, 26 September 2009, Jam.09.00, mulai meninggalkan Kudus. Jalanan mulai terasa ramai lancar. Sampai di Semarang jam 10.30, mampir di Pandanaran, buat beli oleh-oleh khas Semarang, wingko babad dan Bandeng Presto. Terus menyusuri Pantura, selepas Pasar Jrakah, motor sudah memadati separoh badan jalan. Alhasil mobil tidak bisa dipacu maksimal. Karena harus berhati-hati dan menjaga jarak dengan motor. Hal ini terjadi terus sepanjang jalan Pantura. Jarum jam menunjukkan pukul 12.00 saat kami masuk di daerah Batang. Dan kami istirahat untuk makan dan shalat di Sate H. Subali Batang. Di sini terkenal satenya empuk dan gule kambingnya maknyuuus tenan.
Setelah Ishoma, perjalanan dilanjutkan, dengan rencana mampir di Pekalongan, untuk membeli beberapa lembar baju batik. Mampirlah kami di Gerai Qonita Pekalongan. Setelah memilih bajunya, anak-anak, perjalanan dilanjutkan lagi menuju Tegal, sesuai rencana menginap di Bahari Inn. Perbatasan Tegal dan Brebes. Alhamdulillah, sampai di Bahari Inn, jam 15.00 WIB.
Sabtu, 26 September 2009, jam 08.30, mulai meninggalkan Bahari Inn, menuju Jakarta. Kepadatan kendaraan roda 2 di jalanan makin nampak. Bahkan makin banyak saja rasanya. Iring-iringan ini sendiri sudah memakan setengah badan jalan. Jadi kita harus waspada dengan situasi ini. Mampir di brebes untuk membeli telur asin, buat bekal di jalan dan oleh-oleh, serta air mineral yang mulai menipis buat di perjalanan.
Dalam menyusuri pantura menuju Cirebon ini, terkadang bisa melewati kerumunan motor, untuk memacu laju mobil. Sedikit agak bisa bernafas lega, saat memasuki Tol Kanci-Palimanan. Kendaraan bisa dipacu rata-rata 120 km/jam. Begitu keluar dari Pintu Tol Palimanan dan bertemu kembali dengan rombongan sepeda motor, maka kecepatan kendaraanpun turun lagi ke 50-60 km/jam. Saya sudah memprediksikan ini, untungnya tadi sudah membawa bekal telur asin. Jadi sambil menunggu makan siang di Alamsari Cikopo, selama di perjalanan bisa ngabisin telur asin 3 butir.
Saat anak-anak minta pipis di SPBU sekitar Subang, ternyata ada Counter CFC yang jualan di situ, akhirnya anak-anak makan ayam goreng dan kentang selama dalam perjalanan. Maklum juga sich, udah jam 1 siang. Masih jauh juga dari tempat makan langganan kami. Perjalanan dari Subang menuju Cikopo Cikampek, makin melambat, karena ruas jalan makin padat baik roda 2 dan roda 4. Bahkan truck kontainer pun sudah ada yang melintas. Tak heran bila Polisi pun tampak sibuk mengatur arus lalin, terlebih saat melewati adanya pasar tumpah disepanjang jalur Pantura.
Jam setengah empat sore akhirnya sampai di Restoran Alamsari Cikopo. Istirahat untuk shalat dan makan. Perjalanan dilanjutkan menuju rumah, masuk Tol Cikampek, jalanan nggak begitu padat. Terelbih lagi saat di daerah Karawang Timur, sudah dilebarkan menjadi 3 lajur, otomatis kendaraan bisa agak leluasa bergerak. Akhirnya tepat saat Maghrib, kami sampai di Vila Nusa Indah, dalam keadaan sehat dan selamat tidak kurang satu apapun. Alhamdulillah Terima kasih Ya Allah, atas Semua bimbingan-Mu ini.

Memancing di Kebun Ibu , Colo, Kudus.

Setelah menghabiskan libur Idul Fitri 1430 H di Kudus dan Semarang, maka tibalah saatnya pulang. Tadinya berencana balik ke Jakarta Jum'at 25 September 2009. Namun karena beberapa hari yang lalu, kita juga baru bepergian dari Solo dan Ambarawa, tentu saja cucian jadi menumpuk. Akhirnya rencana pulang jadi hari Sabtu 26 September 2009. Jum'at nya ngebmil pembantu inval untuk nyuci baju dan beres-2 rumah di kudus. Siangnya habis shalat Jum'at dimanfaatkan jalan-jalan ke Kampung Ibu, di daerah Kajar, Colo, Kudus.
Ada tempat pemancingan, peternakan kelinci, dan rumah makan lesehan. Lumayan juga sich daerahnya, agak dingin. Maklum udah di kaki Gunung Muria. Sambil menunggu santap siang di antar. Anak-anak memancing di kolam ikan, si kecil Fira pun tak mau ketinggalan dari kakaknya, dia ikutan ngributin waktu mancing.
Ternyata anak-anak sangat menikmati suasana di sana, bahkan hasil pancingannya pun lumayan berat, sekitar 1, 2 kg. Naufal dapat 2, Ilham dapat 2, Ikbal dan Vano masing-masing 1 ekor.
Yang agak unik, di kebun ibu ini ternyata ada buah labu yang bentuknya seperti gentong, lihat aja fotonya. Unik juga bentuknya.

Mbah Nukman






Udah sejak lama sebenarnya saya mencari fotonya mbah Nukman. Orangtua dari ibu saya. Dari Rahim Mbah Siti Aminah, istrinya Mbah Nukman terlahir 14 putra orang putra-putri. Sedangkan ibu adalah anak yang ke-11. Dari 14 putra-putri beliau, sampai sekarang yang masih "Sugeng" tinggal 5 orang, beliau adalah :
1. Budhe Umi Salamah (Temanggung)
2. Pakde Abdul Malik (Banjarnegara)
3. Pakde Muhammad Fathulbari ( Cilodong).
4. Amah Hikmah.
5. Ami Mathin.
Alhamdulillah pas Silaturahmi ke tempat Pakde Ifat di Cilodong, saya menjumpai foto Mbah Nukman sekalian ada di ruang tamunya. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, segera saya ambil kamera dan mengabadikannya, sebagai kenangan. Semoga nanti bisa saya bagikan kepada Saudara-saudara yang lain, yang merupakan cucu-cucunya, pada saat silaturahmi Bani Nukman Kloter Jabodetabek.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Syawal 1430 H di Kudus.





1 Syawal 1430 H, akhirnya dirayakan secara bersamaan oleh seluruh Umat Islam Se Indonesia pada tanggal 20 September 2009, setelah sebelumnya sempat beredar khabar akan terjadi 2 kali perayaan. Malam takbiran anak-anak dan cucu, minus keluarga Reza, berkumpul di rumah ibu Janggalan Kudus. Anak-anak pun ikutan gembira dengan membakar kembang api. Apalagi MAs Mamak yang di perempatan Jember, menyalakan kembang api yang besar-besar dalam jumlah banyak. Tentu membuat suasana malam takbiran tambah ramai.
Hal ini tentu saja membuat suasana Shalat Ied menjadi sangat meriah, meskipun saat malam Takbiran, kota kudus di guyur hujan lebat. Hal ini tidak mengurangi antusiasme muslimin dan muslimat Kudus untuk memenuhi lapangan Simpang Tujuh Kudus.
Seperti biasa, seusai shalat Ied, sungkeman di tempat ibu, dan dilanjutkan dengan Silaturrahmi ke sesepuh dan pinisepuh. Mulai dari tempat Mak Aminah, Mbah Kanah, Pak Kin, Mbak Us Budhe Ninah.

Perjalanan Mudik

Dari rencana yang telah di susun, akhirnya tanggal 17 September 2009, jam 09.00 kami mulai meninggalkan. Sebelum memasuki jalan Tol, tangki diisi pertamax Full tank. Sepanjang perjalanan menuju keluar pintu Tol Cikampek, ternyata jalanan masing lengang. Pelebaran jalan Tol Cikampek menjadi 3 lajur, sangat mengurangi kepadatan yang selama ini terjadi. Rata-rata kecepatan kendaraan di Tol bisa dipacu hingga 120 km/jam.
Keluar Tol Cikampek menuju simpang tiga Jomin mulai agak tersendat, karena dari 3 lajur menyempit menjadi 2 lajur. Selepas Simpang Jomin, jalanan mulai lega lagi, hingga memasuki jalan Pantura. Sudah nyaman dengan aspal mulus dan lebar, sampai masuk Tol Palimanan-Kanci, perjalanan juga masih mulus, keluar Pintu Tol Kanci masuk Cirebon, biasanya kami mampir buat istirahat dan makan bagi yang nggak puasa, ternyata kami semua puasa. Naufal pun sanggup puasa penuh tahun ini, hanya si kecil Fira yang nggak puasa, maklum masih 4 tahun, itupun sepanjang jalan ngemil jajanan dan minum susu. Jadi diputuskan nggak mampir di Pesona Laut Cirebon langganan kami. Dari Cirebon Hingga Tegal perjalanan hanya terhambat saat melewati pasar tumpah, itupun tidak berapa lama. Pasar di sekitar Indramayu, Losari, Brebes, dan Tegal.
Waktu menunjukkan pukul 13.00 saat sampai di Tegal. Cuaca juga sangat bersahabat, tidak begitu panas, biasanya kami istirahat untuk menginap di Bahari Inn. Dari rapat kilat diputuskan, jalan terus semampunya di Pekalongan aja menginapnya.. Sampai di SPBU Terbanyak dan Terbersih di Pemalang, kami berhenti sebentar, untuk shalat Duhur dan Ashar di Jama' Taqdim. Sangat nyaman suasana di SPBU ini. Ada Pijat, ada tempat istirahat, ada refleksi, kamar mandi juga banyak dan bersih. Eeee....sudah sampai Pekalonganpun jam masih 16.00. Anak-2 minta terus aja, meskipun ibunya minta nginap. Akhirnya tancap terus, dengan perasaan gembira, nanti kalo udah nyampe semarang capek yang tidur di semarang saja.
Sampai di weleri sudah jam 17.30, berarti udah mendekati maghrib. Kami pun mencari rumah makan yang terlewati saja, karena memang tidak paham dengan daerah ini. Setelah makan, perjalanan di lanjutkan menuju Kudus. Alhamdulillah, jalanan dari Semarang ke Kudus sudah lebar dan mulus. Ini tentu memudahkan arus lalu lintas. Tepat jam 21.00 kami sampai di Kudus, karena masih ada yang lapar, kami pun mampir menyantap bakso Pak Cokro di Pasar Kliwon. Jam 21.45, kami pun sudah sampai di rumah Megawon Indah Kudus, dengan di sambut oleh Vano, Diana, dan Om Hasto. Anak-anak yang tadinya tertidurpun kembali bergairah, setelah menempuh perjalanan 12 jam. Alhamdulillah.