Perbedaan penetapan 1 Syawal 1432 H yang keputusannya lama, membuat banyak dari masyarakat ragu, mau pilih yang mana ?
akar masalah ada pada Pemerintah, bukan kpd Khilafiyah Fiqih.
tidak tegas menentukan, dibilang imkanur-rukyah juga bukan...karena masih rukyat walau sudah tahu di bawah 2 derajat.
dibilang rukyat tidak juga, karena menolak dan mengesampingkan kesaksian rukyat dari orang yg kompeten, padahal yang menyaksikan tersebut sudah terukur seberapa jauh kompetennya para ahli hisab dan rukyat di Cakung tsb.
Pagi tadi KH Said Agil Siradj di televisi menyatakan secara perhitungan hilal belum bisa dilihat (unvisible) karena derajat nya kecil, sehingga kemungkinan karena hilal belum terlihat 1 syawal akan jatuh di tanggal 31 agustus 2011 (masih menunggu hasil rukyah). Ada yg nanya ke saya, gimana ini Mas ? Trus saya jelaskan secara sederhana gerak bulan, kriterianya Pak Said Agil (imkan rukyah) dan kriteria yang dipedomani Muhammadiyah, kemudian saya tambahkan keterangan bahwa fullmoon (bulan purnama) akan terjadi di tanggal 12 september; karena purnama adalah pertengahan bulan (setengah perjalanan bulan mengelilingi bumi dalam satu siklus bulan), kalau dihitung mundur 15 hari, maka 1 syawal lebih tepat di tgl 30 agustus (tanggal 29 agustus magrib);
Inilah catatan tulisan dari Mas Agus Purwanto
LaFTiFA ITS
http://purwanto-laftifa.blogspot.com
http://ayatayatsemesta.wordpress.com
1. hisab Muhammadiyah, NU, dan Persis sekarang telah relatif sama yakni sistem ephemeris makanya hasilnya juga sama
Hilal dengan markaz tanjung kodok Lamongan Jatim akan memberi angka sama meski dihitung oleh orang Banda Aceh
2. Perbedaan ada di kriteria, imkanur rukyat dan wujudul hilal
imkanurrukyat adalah jalan tengah hisab dan rukyat dalam arti visibilitas atau batas minimum hilal dapat dilihat
wujudul hilal dalam teori ilmiah sebenarnya merupakan keadaan khusus dari imkanurrukyat yakni NOL derajat
nah, wujudul hilal bukan lagi hilal dapat dilihat tetapi hilal telah eksis meski tidak dapat dilihat
kriteria imkanurrukyat sendiri cukup variatif dan dinamis
dalam arti banyak angka (untuk tingkat internasional) dan terus berubah
karena belum pastinya angka visibilitas ini (yang sekarang 2 derajat) maka Muhammadiyah berfikir ulang tentang angka ini termasuk esensi hisab
dengan hisab orang dapat melakukan lompatan
1. tidak terpaku dengan kriteria rukyat, karena visibilitas adalah keniscayaan rukyat
2. eksistensi hilal dapat diidentifikasi/diketahui meski tidak dapat dilihat
3. kalender dapat dibuat (dengan rukyat kalender hijriyah tidak dapat dilihat)
4. dengan berbagai kriterianya maka kapan awal bulan dapat ditentukan jauh sebelumnya jadi tidak fair dan tidak adil juga kalau di sidang itsbat (2( Agutsus 2011) ada yang meminta agar awal bulan tidak segera diumumkan
jadi jika disebutkan kriteria hisab Muhammadiyah usang, agak berlebihan dan emosional
kalau wujudul hilal tidak dapat dilihat (yang kurang dari 2) memang ya/benar, tetapi sekali lagi Muhammadiyah tidak merasa perlu (sepengetahuan saya sebagai salah seorang tim hisab Muhammadiyah) untuk dapat melihat hilal tetapi memastikan hilal telah wujud/eksis.
di sinilah pokok perbedaannya.
Masalah aktual idhul fitri 1432 Muhammadiyah jatuh 30 Agustus 2011 dan disalahkan sekelompok orang, memang seolah seperti takdir sejarah Muhammadiyah lahir untuk disalahkan.
Perhatikan saja
dulu, di awal abad 20 ketika Muhammadiyah mengadopsi sistem pendidikan umum Muhammadiyah divonis kafir karena meniru caraa Belanda
dulu juga, Muhammadiyah dituduh mendirikan agama baru ketika kyai Ahmad Dahlan meluruskan arah kiblat.
sekarang, Muhammadiyah diklaim karepe dewe karena tidak sama dengan mainstream
Umat harus dididik, segala sesuatu harus dijelaskan apa adanya secara jujur
sidang itsbat sendiri ada masalah
dengan hisab kita tahu bahwa hilal 29 Agustus 2011 antara 1 dan 2 derajat
dengan kriteria imkanur rukyat 2 derajat maka jika ada pengakuan berhasil merukyat maka akan ditolak seperti tadi (Cakung, Jepara)
nah, jika telah jelas ditolak maka mestinya kita tidak perlu melakukan rukyat karena sia2
untuk apa sekian ratus atau bahkan sekian ribu orang berbondongg merukyat tetapi kemudian hasilnya ditolak jika mengaku berhasil merukyat
mereka khan juga mengeluarkan biaya
ini juga perlu dijekaskan kepada umat
karena sudah tahu, kesaksian ditolak, yang berarti 1 syawwal 1432 adalah 31 Agustus 2011
maka mestinya juga tidak perlu sidang itsbat
informasikan jauh sebelumnya
ada berapa puluh orang bersidang, tentu ini memerlukan biaya
kemubaziran juga harus dihindari di dalam Islam
sidang itsbat juga bukan sidang politik
semua harus dijelaskan secara jernih, jujur dan apa adanya
Fastabiqul khairat
Salam