Saat ini ternyata perkembangannya sungguh luar biasa. Akses jalan dari arah Dokter karyadi ke Simongan sudah dibangun Jembatan permanen empat lajur ( bandingkan dengan dulu yang belum ada jembatannya). Aspal mulus pun terbentang mengahmpart menuju jalan tembus dari Simongan ke arah Gunung Pati. Benar-benar pesat pembangunannya.
Dulu Gedong batu yang terlihat kuyu, dan lusuh karena kurang terawat, kini tampak Megah dengan bangunan merah menyalanya. Konon saat ini oun jadi salah satu wisata andalan di kota Semarang, setelah kota tua. Terbukti dari brosur yang tertera di hotel berbintang di Semarang, Gedong batu merupakan salah satu tujuan wisata andalan kota Semarang.
Naaaah......Di Gedong Batu inilah bersemayam Jangkar Kapal milik Laksamana Cheng Ho. Konon Waktu itu Laksamana Cheng Ho sedang berlayar menuju ke Kota Semarang selepas dari Kota Sriwijaya (Palembang) . Namun dalam pelayarannya melalui kali banjirkanal ( Simongan) inilah kapalnya karam dan Jangkarnya yang terbuat dari besi murni setinggi 2 x 1 masih tersisa.
Cheng Ho lahir pada tahun 1371 di Distrik Kunyang, Provinsi Yunnan, Tiongkok yang pada saat itu mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ia anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya adalah Ma Hazhi, seorang haji yang akhirnya menjadi korban pertempuran pada masa Dinasti Ming yang pada saat itu ingin mempersatukan seluruh Tiongkok. Selama 27 tahun, Cheng Ho telah memimpin tujuh pelayaran termasuk pelayaran ke wilayah nusantara. Ia adalah seorang panglima yang berbakat membawahi puluhan ribu pelaut dalam ekspedisi laut terbesar dalam sejarah China.
Menurut hikayat, Cheng Ho tidak hanya berhasil memamerkan keperkasaan militer maritim Dinasti Ming, tetapi juga berhasil menunjukkan keluhuran budaya Cina dan berperan penting menyebarkan agama Islam di daerah-daerah kunjungannya terutama di wilayah Sumatera dan Jawa. Ekspedisi Cheng Ho disebutkan menjadi gelombang ketiga penyebar agama Islam setelah gelombang pedagang asal Gujarat dan pedagang dari wilayah Timur Tengah. Terdapat banyak peninggalan ekspedisi Cheng Ho, peninggalannya yang terkenal adalah bangunan Kelenteng Sam Po Kong di Semarang.
Ekspedisi Cheng Ho sangat berperan besar dalam menjaga wilayah perairan dari perompak dan terpenting, persinggahan Cheng Ho di beberapa wilayah nusantara mempunyai andil besar dalam mengenalkan teknologi dan peralatan-peralatan hidup hasil budaya Tiongkok ke masyarakat Nusantara pada masa itu. Akhirnya melalui asimilasi, tanpa disadari budaya Tiongkok telah menyatu dengan unsur budaya lokal Nusantara hingga saat ini.
Namun yang jadi pertanyaan Mengapa tidak menjadi masjid lokasi Gedong batu tersebut, melainkan menjadi klenteng Sam Poo Kong. Wallahu A'lam bissawab.
Dulu Gedong batu yang terlihat kuyu, dan lusuh karena kurang terawat, kini tampak Megah dengan bangunan merah menyalanya. Konon saat ini oun jadi salah satu wisata andalan di kota Semarang, setelah kota tua. Terbukti dari brosur yang tertera di hotel berbintang di Semarang, Gedong batu merupakan salah satu tujuan wisata andalan kota Semarang.
Naaaah......Di Gedong Batu inilah bersemayam Jangkar Kapal milik Laksamana Cheng Ho. Konon Waktu itu Laksamana Cheng Ho sedang berlayar menuju ke Kota Semarang selepas dari Kota Sriwijaya (Palembang) . Namun dalam pelayarannya melalui kali banjirkanal ( Simongan) inilah kapalnya karam dan Jangkarnya yang terbuat dari besi murni setinggi 2 x 1 masih tersisa.
Cheng Ho lahir pada tahun 1371 di Distrik Kunyang, Provinsi Yunnan, Tiongkok yang pada saat itu mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Ia anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya adalah Ma Hazhi, seorang haji yang akhirnya menjadi korban pertempuran pada masa Dinasti Ming yang pada saat itu ingin mempersatukan seluruh Tiongkok. Selama 27 tahun, Cheng Ho telah memimpin tujuh pelayaran termasuk pelayaran ke wilayah nusantara. Ia adalah seorang panglima yang berbakat membawahi puluhan ribu pelaut dalam ekspedisi laut terbesar dalam sejarah China.
Menurut hikayat, Cheng Ho tidak hanya berhasil memamerkan keperkasaan militer maritim Dinasti Ming, tetapi juga berhasil menunjukkan keluhuran budaya Cina dan berperan penting menyebarkan agama Islam di daerah-daerah kunjungannya terutama di wilayah Sumatera dan Jawa. Ekspedisi Cheng Ho disebutkan menjadi gelombang ketiga penyebar agama Islam setelah gelombang pedagang asal Gujarat dan pedagang dari wilayah Timur Tengah. Terdapat banyak peninggalan ekspedisi Cheng Ho, peninggalannya yang terkenal adalah bangunan Kelenteng Sam Po Kong di Semarang.
Ekspedisi Cheng Ho sangat berperan besar dalam menjaga wilayah perairan dari perompak dan terpenting, persinggahan Cheng Ho di beberapa wilayah nusantara mempunyai andil besar dalam mengenalkan teknologi dan peralatan-peralatan hidup hasil budaya Tiongkok ke masyarakat Nusantara pada masa itu. Akhirnya melalui asimilasi, tanpa disadari budaya Tiongkok telah menyatu dengan unsur budaya lokal Nusantara hingga saat ini.
Namun yang jadi pertanyaan Mengapa tidak menjadi masjid lokasi Gedong batu tersebut, melainkan menjadi klenteng Sam Poo Kong. Wallahu A'lam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar