Selasa, 06 September 2011

Mudik 1432 H. Jakarta - Tegal 10 Jam. Tegal - Kudus 5 jam

Mudik tahun 2011 ini dalam cuaca terik matahari, membuat bibir jadi pecah-pecah selama dalam perjalanan. Terlebih perjalanan mudik dari Jakarta Menuju Kudus, ditempuh dalam waktu 10 jam + 5 jam = 15 jam. Padahal normalnya bisa sampai ke kudus dalam waktu 10 - 11 jam saja. Terdapat delay waktu yang lumayan lama.
BErangkat dari rumah sekitar jam 8.30 WIB, hari Jum'at 26 Agustus 2011. Pada awalnya perjalanan lancar-lancar saja, sampai di sekitar KM. 57 Jakarta Cikampek, perjalananan mulai terasa melambat, saya pikir ada kecelakaan. Namun saat sampai di KM. 60 an, tepat di sisi tol Jakarta arah Bandung (Cipularang). Terdengar suara petugas Jasa Marga melalui pengeras suara, " Para Pengemudi yang hendak menuju ke arah Cikampek, dimohon bersabar, karena kepadatan arus lalin di Pantura, maka jalan tol cikampek ditutup selama 1jam. Apabila berkenan bisa melalui arah selatan lewat Cipularang." Seumur umur lewat Tol Cikampek, baru kali ini ketemu, jalan tol ditutup selama satu jam. Akhirnya saya putuskan lewat Cipularang, keluar Tol Sadang. Daripada menuju Cikampek harus menunggu 1 jam ( bisa jadi dendeng kali ya......nungguin di atas mobil selama 1 jam).
Ternyata Cipularang sangat kosong, bisa melaju rata-rata 90 km/jam di sini, lalu keluar tol sadang, dan lanjut ke arah subang. Dengan panduan GPS di dashboard, membuat perjalanan ini menjadi mudah, meski terkadang tanda penunjuk arah dari dep hub juga sudah ada. Ternyata ini adalah jalur alternatif dengan rute, sadang - subang - majalengka - indramayu - keluarnya di arah cirebon pintu tol Plumbon. Setelah melewati hutan Jati, dengan jalan yang berkelok-kelok serta hanya muat dua lajur saja. Tak heran bila ada yang tidak sabaran, dua lajur itu dipenuhi oleh kendaraan yang hendak menuju cirebon, akhirnya bisa ditebak. KEmacetan pun makin merata ke arah menuju Cirebon.
Masuk Tol Plumbon pun sudah mulai agak padat, beberapa saat kemudian istirahat di rest area tol kanci - palimanan. Setelah istirahat melanjutkan perjalanan menuju tegal, melalui Tol Kanci Pejagan. Kecurigaan akan kemacetan mulai terjadi saat hendak melakukan pembayaran tol di Pintu Tol Pejagan Mayapada. Gerbang pembayaran ini tidak mempu menampung arus kendaraan yang akan melintas di sini. Terjadi bottle neck, petugas dari bakrie toll pun kewalahan mengaturnya, keluar gerbang tol ini pejalanan mulai lancar.
Permasalahan kemacetan mulai muncul saat sekitar 4 km menjelang pintu keluar tol Pejagan. Kendaraan yang akan menuju brebes sudah berjejer empat lajur memenuhi ruas tol pejagan, dan berjalan sangat lambat sekali. Waktu terus berjalan, masih kurang sekitar 1 km lagi keluar dari pintu tol, namun manghrib sudah menjelang. Karena kita kurang persiapan dalam menyongsong buka puasa di jalan, ketika nampak penjual tahu di sekitar kemacetan, maka kita pun membatalkan puasa dengan memakan tahu dan kacang rebus yang dijajakan pedagang di tengah jalan tol. Tak ada rotan, akarpun jadi. Nggak bisa buka puasa di rumah makan, buka puasa di jalan tol pun jadi.
Ternyata setelah sampai di pintu keluar pejagan, akar permasalahannya adalah :
1. Terjadi bottle beck di gerbang tol keluar. Dari arus kendaraan yang akan keluar ada 4 lajur, sedangkan fly overnya hanya menampung 2 lajur saja.
2. Terjadi kesemrawutan arah keluar. Karena di sini ada 2 arah tujuan, dari gerbang keluar ke kiri menuju brebes dan semarang, sedangkan belok kanan arah ke purwokerto atau jalur selatan. Naaaaaah.......sampai di sini ada yang salah ambil posisi yang terbalik, tujuannya ke pantura.....tapi posisi kendaraan ada di sebelah kanan, begitu sebaliknya. Kekacauan ini konon menimbulkan kemacetan di dalam tol kanci pajagan hingga 30 km dari gerbang tol keluar. Tak heran bila ada berita tol kanci arah pejagan sementara ditutup dan dialihkan keluar di kanci menuju pantura.
Lepas dari Pejagan, tujuan utama tentu saja mencari buka puasa yang normal ( nasi dan lauk) , bukan hanya tahu saja. Namun saya sudah feeling, karena tadi macet panjang, pasti di sekitaran tol akan terjadi penumpukan orang mencari rumah makan. Dan ternyata benar juga, sepanjang ada rumah makan di sisi kiri jalan arah brebes, selepas tol pejagan, rumah makan pada penuh semua. Alhasil baru pada jam 19.15 malam kami menemukan satu selah untuk parkir di sebuah rumah makan di Brebes. Kami tidak menanyakan lagi menunya apa di rumah makan tersebut. Namun yang kami tanyakan adalah, "Yang masih ada apa ?" mengingat kepadatan pemudik, pastilah hanya sisa-sisa menu saja yang tersajikan. Alhamdulillah , masih ada sop dan sate. Lumayan buat mengobati kepenatan selama di perjalanan.
Selesai makan, dan istirahat sebentar , melanjutkan lagi perjalanan, dengan tujuan Hotel Bahari Tegal. Masih dalam kondisi "Pamer", padat merayap, akhirnya kami sampai di Hotel tujuan pada pukul 21.10. Waktunya untuk melepas lelah, setelah membersihkan diri dengan mandi air hangat. Alhamdulillah......

Tidak ada komentar: