Kamis, 24 Mei 2012

Eyang Jatuh lagi di jalan, lututnya luka, saat ini susah berjalan.




Ya Allah, ringankanlah derita Eyang. .....
            Bapak ( H. Moersidi HM) orangtua kami , sesuai dengan tanggal lahirnya di KTP tercantum 20 Oktober 1936. Artinya usianya sudah 76 tahun. Namun banyak saudara-saudara dan teman seangkatannya yang bilang ke saya, bahwa usia Bapak itu lebih dari itu, alias data di KTP itu di "mudakan". Entah dengan alasan apa usianya kok dimudakan. PAdahal kalu jaman sekarang, banyak anak muda yang akan ambil SIM, justru usianya di "tuakan", biar bisa mengemukan kendaraan.....he...he...he....memang aneh ya......
          Salah satu yang pernah cerita ke saya adalah Amy Muktashom, Putra Mbah KH. Karim dari Kalioso Solo. Amy Muktashom adalah suami dari Amah Hikmah Ilahiyah ( Adek kandung Ibuku). Amy pernah ngomong ke saya, " Lho.......nggak mungkin tho kalau bapakmu umurnya masih 74 tahun , Amy ini dulu pernah jadi muridnya bapakmu waktu sekolah SMP.".  Begitu ucap Ami Muk, saat beliau bertanya padaku, berapa umur bapak 3 tahun yang lalu. Padahal saat itu Ami Muk saja usinya sudah 73, meski saat ini Amy sudah kembali ke Haribaan Allah. 
         Memang saya pernah dengar cerita dari Ibu Almarhumah, bahwa di masa mudanya dulu, bapak pernah jadi guru di Solo, dan di Semarang ( di Al-Irsyad). JAdi guru bahasa Inggris kalau tidak salah. Tentulah saya meyakini ucapan seorang  murid, meski bapak tidak pernah cerita secara langsung ke saya.   Jadi seandainya Bapak saat itu ngajar SMP, mungkin nggak ya kalau usianya 4 tahun diatas nya ???
Okelah kita ambil ukuran yang ini, usinya di tambah 4 tahun, maka usia bapak kira kira sudah 80 tahun. 
         Saat ini memang kondisi fisik bapak sudah menurun jauh, untuk berjalan saja, kakinya sudah agak gemetaran. Namun bapak kelihatannya memang tidak suka merepotkan orang lain untuk urusan dirinya, termasuk untuk makan. Maka tidak heran bila mendengar bapak pengen keluar rumah untuk sekedar mencari makan di warung, dengan alasan makanan yang di meja tidak sesuai dengan keinginannya. Maklum, usia segini tentu giginya sudah banyak yang tanggal.  Dan yang saya heran, bapak selalu pesan es teh, bila sedang makan di warung. Saya saja agak menjauhi es, lha kok bapak malah dengan santainya minum es teh, meski itu untuk teman makan malam........
       Terakhir dua hari yang lalu, saya dapat sms, bahwa bapak terjatuh saat berjalan di Indraprasta, lututnya berdarah, dan ditolong oleh tukangn becak ke rumah. Dan sejak saat itu , kaki bapak sudah susah untuk menopang tubuhnya.......Memebaca sms itu, .....tanpa terasa mata ini melelh di pipi. Duh.........akan sedurhaka itukah saya sebagai anaknya, membiarkan bapak berjalan sendirian di jalan besar ???? Ya Allah.....Ampunilah ketidakberdayaan anak-anak Bapak........
        Sabtu besok, saya akan ke semarang untuk menawarkan beberapa alternatif penanganan perawatan bapak di masa tua ini :
1. Mencarikan tongkat manula atau kursi roda untuk aktifitas sehari-hari.
2. Mencarikan perawat khusus buat bapak, yang melayani kebutuhan makan, berjalan, dan siap diomelin.
3. Memindahkan bapak dari Semarang ke Purwokerto, sesuai dengan keinginan bapak sejak awal dan harapan Mbak Mamik dengan diberi pendapingan perawat khusus.
Semoga solusi ini bisa meringankan bapak dalam beraktifitas, meski kegiatannya dari pagi ya lebih banyak beristirahat di tempat tidur.
Ya Allah mudahkanlah langkah Hambu Mu ini. Amien.

Tidak ada komentar: