Innalillahi Wa inna Ilahi rooji'un. Ayahanda tercinta H. Moersidi Bin KH. Moenawar Bin KH. Fachrurrozi, wafat hari Jum'at Jam. 21.45 di RS. Roemani Semarang.
Allahumma fir lahu, war hamhu, wa'a fihi wa'fu anhu, wa akrim nuzulahu, wawassi'lana madkholahu.
"Ya
Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkan dia, ampunilah
dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia ."
Sunggung cepat proses perjalanan Eyang menghadap kepada Sang Khaliq. Tanpa melalui sakit yang berkepanjangan, dan serasa tidak merepotkan orang-orang disekitar eyang. Setelah terjatuh di depan gang rumah, seperti yang saya tuliskan sebelumnya. Eyang selama dua hari terakhir tidak bisa berjalan, hanya di atas tempat tidur saja. Menurut cerita Mas Dudung yang menunggu Eyang di menit-menit terakhir, Siang hari Eyang masih mau makan roti, menjelang sore kondisi Eyang sudah mulai drop. Dan selepas maghrib Eyang seperti kurang reaksi lagi.
Setelah komunikasi intens di hape, akhirnya saya minta kepada Mbak Cicik dan Mas Dudung untuk membawa Eyang ke RS. Roemani Semarang. Satu jam sejak keberangkatan menuju RS. Roemani, akhirnya mendapat khabar yang maengejutkan, " Eyang sudah meninggal mi, saat masuk di Rumah Sakit Roemani " ucap Mbak Cicik dari seberang telepon dengan suara tersedu. Meski saya meyakini berita ini, saya coba kroscek ulang ke Mas Dudung, sebelum mengabarkan kepada sanak famili.
" Iya Mi, Eyang sudah nggak ada," kata Mas Dudung dari balik hape
Kullu nafsin dzaa iqotul mauut. Setiap yang bernyawa pasti akan menemui kematian.Eyang telah parupurna di dalam perjalanan di dunia yang fana ini.
Sontak saya harus memberitahukan khabar duka ini kepada seluruh kerabat yang ada di Jakarta, Bandung, Dan keluarga besar Bani Nukman. Untungnya saya memang sudah dari satu hari sebelumnya berencana untuk menengok keadaan eyang pasca jatuh di jalan. Sehingga tiket memang sudah di tangan. Untungnya lagi kok saya pesan tiket yang penerbangan pertama yang jam 05.30. Sebuah kebetulan yang terlihat seperti sudah " diskenariokan " oleh Allah, yang telah menuntun hamba-Nya untuk bisa memesan tiket sebelumnya. Subhanallah......Maha Suci Engkau Yaa Allah. Saya sudah pesan 4 tiket Lion Air, sementara yang Sulung Ilham, saya putuskan tidak usah ikut saja, mengingat dia memang masih di Asrama pesantren Al-Kahfi. Sekitar tengah malam istri mencoba memberitahu ke Ustadz ikhwal berita duka ini. Dengan pesan agar disampaikan ke Ilham setelah pulang sekolah saja, biar malamnya tidak terganggu.
Dengan menikahi Gadis dari Desa krandegan Banjarnegara Jateng , Eyang memiliki 6 orang anak dan 11 orang cucu terdiri dari :
1. Cahyati Dyah Pratami menikah dengan Andi belum dikaruniai anak.
2. Suci Mulyani menikah dengan Tri Siswanto (Alm 40 th) dikaruniai 2 orang putra yaitu
a. M. Hekmatyar Annajmi
b. M. Hanin Salsabil Annajmi
3. Dudung Abdul Muslim menikah dengan Siti Aminah dikaruniai 3 orang putri yaitu:
a. Fadhilla Khairunnisa Annajmi
b. Rafika Aliya Annajmi
c. Hanum Salsabil Annajmi
4. Hidayat Wahyudi menikah dengan Amelia Novita diakruniai 3 orang putra putri yaitu :
a. M. Ilham Nur Alif
b. M. Naufal Mumtaz
c. Shafira Nurul Anindita
5. Achmad Fauzi menikah dengan Pipit Printa Anindya dikaruniai 2 orang putra yaitu :
a. Fariz Fatha Falahia An-najmi
b. Farel Fatha Falahia An-najmi
6. Moch. Achid Nugroho menikah dengan Wiwin Yuli Khomsatun, dikaruniai 1 orang putra yaitu :
a. M. Alfa Annajmi
Meskipun dengan terengah-engah dalam kondisi ekonomi yang naik turun, keenam anak Eyang bisa menyelesaikan kuliah semua. Alhamdulillah.
Jika merunut nama-nama cucu Eyang, terlihat ada yang unik khan ?
Semuanya menggunakan kata An-najmi yang berarti bintang.
Ini adalah nama pemberian Eyang untuk sebagai penanda, bahwa Eyang adalah Aktivis yang gigih di Parta Persatuan Pembangunan (PPP). Eyang sepertinya ingin membentuk Fam baru dengan nama An-najmi. Bahkan Eyang pernah menjadi Anggota DPRD Tk. I Jawa Tengah dari Unsur PPP tahun 1982 - 1987.
Yang tidak memakai Fam ini hanya anak-anakku, mengingat aku berprinsip, biarlah anak-anak tumbuh besar dengan mewakili namanya sendiri, tidak memakai nama orangtuanya dan tidak memakai fam.
Apalagi sejak menikah, saya sudah merantau di luar Jawa, dan tidak berkumpul dengan orangtua maupun mertua. Semuanya serba sendiri. Makanya lasan itulah yang saya pakaikan dalam setiap memberikan nama kepada anak-anak.
Sesuai dengan KTP nya, Eyang lahir 26 Oktober 1936, yang berarti saat wafat , Eyang berusia 76 tahun. Meski sejatinya usia sebenarnya lebih dari itu, karena konon usianya dulu pernah di mudakan.
Terima kasih kepada seluruh kerabat, Saudara yang telah hadir takziyah maupun yang telah mememanjatkan doa untuk Eyang dalam proses menuju ke haribaan Illahi. Mohon dibukakan pintu maaf bila selama pergaulan dengan Eyang , ada salah kata maupun tindakan. Semoga kata maaf bisa lebih memuluskan jalan kehadapan Allah. Amien. Serta terima kasih yang telah memberikan bantuan materiil maupun immateriil, kepada keluarga kami , dalam proses pemakaman Eyang.
Kelak di tulisan berikutnya akan saya kisahkan siapa sebenarnya seseorang yang bernama Moersidi HM ini.
" Iya Mi, Eyang sudah nggak ada," kata Mas Dudung dari balik hape
Kullu nafsin dzaa iqotul mauut. Setiap yang bernyawa pasti akan menemui kematian.Eyang telah parupurna di dalam perjalanan di dunia yang fana ini.
Sontak saya harus memberitahukan khabar duka ini kepada seluruh kerabat yang ada di Jakarta, Bandung, Dan keluarga besar Bani Nukman. Untungnya saya memang sudah dari satu hari sebelumnya berencana untuk menengok keadaan eyang pasca jatuh di jalan. Sehingga tiket memang sudah di tangan. Untungnya lagi kok saya pesan tiket yang penerbangan pertama yang jam 05.30. Sebuah kebetulan yang terlihat seperti sudah " diskenariokan " oleh Allah, yang telah menuntun hamba-Nya untuk bisa memesan tiket sebelumnya. Subhanallah......Maha Suci Engkau Yaa Allah. Saya sudah pesan 4 tiket Lion Air, sementara yang Sulung Ilham, saya putuskan tidak usah ikut saja, mengingat dia memang masih di Asrama pesantren Al-Kahfi. Sekitar tengah malam istri mencoba memberitahu ke Ustadz ikhwal berita duka ini. Dengan pesan agar disampaikan ke Ilham setelah pulang sekolah saja, biar malamnya tidak terganggu.
Dengan menikahi Gadis dari Desa krandegan Banjarnegara Jateng , Eyang memiliki 6 orang anak dan 11 orang cucu terdiri dari :
1. Cahyati Dyah Pratami menikah dengan Andi belum dikaruniai anak.
2. Suci Mulyani menikah dengan Tri Siswanto (Alm 40 th) dikaruniai 2 orang putra yaitu
a. M. Hekmatyar Annajmi
b. M. Hanin Salsabil Annajmi
3. Dudung Abdul Muslim menikah dengan Siti Aminah dikaruniai 3 orang putri yaitu:
a. Fadhilla Khairunnisa Annajmi
b. Rafika Aliya Annajmi
c. Hanum Salsabil Annajmi
4. Hidayat Wahyudi menikah dengan Amelia Novita diakruniai 3 orang putra putri yaitu :
a. M. Ilham Nur Alif
b. M. Naufal Mumtaz
c. Shafira Nurul Anindita
5. Achmad Fauzi menikah dengan Pipit Printa Anindya dikaruniai 2 orang putra yaitu :
a. Fariz Fatha Falahia An-najmi
b. Farel Fatha Falahia An-najmi
6. Moch. Achid Nugroho menikah dengan Wiwin Yuli Khomsatun, dikaruniai 1 orang putra yaitu :
a. M. Alfa Annajmi
Meskipun dengan terengah-engah dalam kondisi ekonomi yang naik turun, keenam anak Eyang bisa menyelesaikan kuliah semua. Alhamdulillah.
Jika merunut nama-nama cucu Eyang, terlihat ada yang unik khan ?
Semuanya menggunakan kata An-najmi yang berarti bintang.
Ini adalah nama pemberian Eyang untuk sebagai penanda, bahwa Eyang adalah Aktivis yang gigih di Parta Persatuan Pembangunan (PPP). Eyang sepertinya ingin membentuk Fam baru dengan nama An-najmi. Bahkan Eyang pernah menjadi Anggota DPRD Tk. I Jawa Tengah dari Unsur PPP tahun 1982 - 1987.
Yang tidak memakai Fam ini hanya anak-anakku, mengingat aku berprinsip, biarlah anak-anak tumbuh besar dengan mewakili namanya sendiri, tidak memakai nama orangtuanya dan tidak memakai fam.
Apalagi sejak menikah, saya sudah merantau di luar Jawa, dan tidak berkumpul dengan orangtua maupun mertua. Semuanya serba sendiri. Makanya lasan itulah yang saya pakaikan dalam setiap memberikan nama kepada anak-anak.
Sesuai dengan KTP nya, Eyang lahir 26 Oktober 1936, yang berarti saat wafat , Eyang berusia 76 tahun. Meski sejatinya usia sebenarnya lebih dari itu, karena konon usianya dulu pernah di mudakan.
Terima kasih kepada seluruh kerabat, Saudara yang telah hadir takziyah maupun yang telah mememanjatkan doa untuk Eyang dalam proses menuju ke haribaan Illahi. Mohon dibukakan pintu maaf bila selama pergaulan dengan Eyang , ada salah kata maupun tindakan. Semoga kata maaf bisa lebih memuluskan jalan kehadapan Allah. Amien. Serta terima kasih yang telah memberikan bantuan materiil maupun immateriil, kepada keluarga kami , dalam proses pemakaman Eyang.
Kelak di tulisan berikutnya akan saya kisahkan siapa sebenarnya seseorang yang bernama Moersidi HM ini.
1 komentar:
mi ..
namaku nggak pake m
Posting Komentar