Senin, 24 September 2012

Coki dan Ciko Kucing kembar







Mainan baru Fira ini namanya Ciko dan Coki. Kedua Kucing jenis Persia ini pemberian dari tetangga sebelah rumah, kak Dendy. Kucing nya dendy melahirkan anak sebanyak 6 ekor. @ ekor di kasih kan ke temannya, yang dua diserahkan ke Fira, yang satu katanya mati, jadi tinggal satu yang dipelihara oleh Dendy.


Senin, 03 September 2012

Balik Ke Jakarta



Sehari setelah Ilham pulang dari RS

Ilham Lebaran di RS. Mardirahayu Kudus








Didiagnosa terkena Demam berdarah

Hari Raya Idul Fitri 1433 H tidak ada perbedaan

Alhamdulillah, suasana

Mudik Lebran 1433 H

Berangkat dari rumah hari Rabu 15 Agustus 2012 jam 8 Pagi.

Kegiatan Pesantren Ramadhan di Labschool

Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari sejak 20 - 22 Juli 2012

Minggu, 29 Juli 2012

Minggu Pertama Yang Menegangkan si SMP

           Perubahan kultur dari sekolah di SD dengan sekolah di SMP, nampaknya memerlukan adaptasi bagi siapapun yang mengalaminya. Tidak terkecuali bagi Naufal. Putra kedua kami ini rasanya seperti menjadi anak kecil kembali yang seolah-olah baru pertama kali masuk sekolah. Padahal tingginya sudah hampir sama denganku. Namun ya itulah, .....adaptasi memang tetap di perlukan untuk dia yang mulai menemukan habitat baru di dalam naungan SMP Labschool Cibubur.
            Komentar-komentar lucu, bernada kesal kadang terucap dari mulutnya.  Namun saya tetap mencoba untuk memberi pengertian, bahwa lingkungan baru memang tetap harus dilalui

Rabu, 18 Juli 2012

1 Ramadhan 1433 H = 20 Juli 2012 M

1 Ramadhan 1433 H, jatuh pada hari Jum'at 20 Juli 2012

Dalil yang dijadikan pegangan :

1. Berdasarkan Kalender Ummul Qura (Saudi Arabia)

Bulan Sya'ban akan berakhir pada tanggal 19 Juli 2012
(Sumber : http://blog.al-habib.info/2012/06/sh...amic-calendar/)

2. Berdasarkan perhitungan Astronomi, di Indonesia pada kamis malam (19 Juli 2012), Hilal telah wujud, dengan ketinggian 1,27 derajat
(Sumber : http://www.minangkabaunews.com/artik...juli-2012.html)

3. Berdasarkan Penetapan Hasil Hisab Muhammadiyah
(Keputusan Lengkapnya : http://forum.detik.com/showpost.php?...50&postcount=2)

4. Berdasarkan Perkiraan posisi bulan dengan menggunakan software stellarium, sebagai verifikasi hisab

Click here to see a large version

Gambar yg kiri menunjukkan bulan (sabit) insya Allah pd tgl 19 juli besok akan tenggelam setelah matahari terbenam. Artinya ijtimak (matahari bulan dan bumi segaris: siklus rotasi bulan terhadap bumi sudah lengkap dan alan memasuki siklus berikutnya) terjadi sebelum terbenamnya matahari. Begitu juga dgn gambar sbelah kanan pd tgl 18 agustus.

Cuma pd tgl 19 juli besok posisi bulan sangat pendek utk bisa dilihat. Bagi yg bersikeras menggunakan rukyah lokal bisa menyangkalnya dgn hisab bahwa posisi bulan masih dibawah 2 derajat.

Dgn gambaran seperti ini bisa diperkirakan bahwa kita mulai berpuasa tgl 20 juli dan berlebaran pd tgl 19 agustus

Sumber :
http://www.facebook.com/groups/warga...1238425737796/

5. Berdasarkan Garis Tanggal Qamariyah Ramadhan 1433 H

Click here to see a large version

Gambar di atas adalah garis tanggal pada saat maghrib 19 Juli 2012. Garis antara arsir merah dan putih adalah garis wujudul hilal (WH) dan ijtimak qabla ghurub (ijtimak sebelum maghrib). Artinya, di Indonesia pada saat maghrib 19 Juli bulan di atas ufuk (sumber : http://tdjamaluddin.wordpress.com/20...syawal-1433-h/)

Dalil Perhitungan Hisab

Quote:
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan”
(QS. Ar Rahman (55) ayat 5).

Ayat di atas, bukan sekedar menginformasikan bahwa matahari dan bulan beredar dengan hukum yang pasti sehingga dapat dihitung atau diprediksi, tetapi juga dorongan untuk memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Dalam QS. Yunus (10) ayat 5, disebutkan bahwa salah satu kegunaannya untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu.

“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan waktu, dan perhitungan (waktu)… “
(QS. Yunus (10) ayat 5)

“Sesungguhnya beliau SAW pernah memberitahukan tentang Ramadhan : Jangan memulai shoum hingga kalian melihat hilal, dan jangan iftar (mengakhiri ibadah shiyam) hingga kalian melihat hilal. Dan jika berkabut langit (hingga kalian tidak bisa melihatnya) maka hitunglah.” (H.R. Muslim)
Sumber :
Jika-pun Metode Rukyat digunakan, hendaknya menggunakan Metode Rukyat Internasional (bukan bersifat Regional)

Peta Rukyatul Hilal Ramadhan 2012

Click here to see a large version

Peta di atas adalah kemungkinan terlihatnya bulan untuk Ramadhan 1433 H, pada petang hari Kamis, 19 Juli 2012. Dan untuk wilayah Amerika Selatan dan Polinesia bisa dengan mudah melihat bulan sabit. (Sumber : http://blog.al-habib.info/id/2012/07...madhan-1433-h/)

Dengan demikian kriteria untuk Rukyat Global, telah terpenuhi. Dan awal puasa (1 Ramadhan), jatuh pada hari Jum'at 20 Juli 2012.

Dalil Rukyat Global

Quote:

... ‏ أنـَّـهـُـمْ شـَـكـّـوا فـِـي هـِـلال رَمـَـضـَـانَ مـَـرَّة فـَـأرَادُو أنْ لا يـَـقـُـومـُـوا و لا يـَـصـُـومـُـوا فـَـجـَـاءَ أعـْـرَابـِـيّ مـِـنْ الـْـحـَـرّةِ فـَـشـَـهـِـدَ أنـَّـهُ رَأى الـْـهـِـلالَ فـَـأتـِـيَ بـِـهِ النـَّـبـِـيَّ صـَـلـَّـى اللهُ عـَـلـَـيـْـهِ وَ سـَـلـَّـمَ فـَـقـَـالَ أتـَـشـْـهـَـدُ أنْ لا إلاهَ إلا اللهُ وَ أنـِّـي رَسـُـولُ اللهِ قـَـالَ نـَـعـَـمْ وَ شـَـهـِـدَ أنـَّـهُ رَأى الـْـهـِـلالَ فـَـأمـَـرَ بـِـلالا فـَـنـَـدَى فـِـي النـَّـاس أنْ يـَـقـُـومـُـوا وَ أنْ يـَّـصـُـومـُـوا . ( سنن أبي داؤود / ٨ / ١٤ : ١٩٩٤ ) “ ... Suatu ketika orang-orang meragukan penampakan hilal Ramadhan sehingga tidak hendak salat tarawih atau puasa. Seorang Badui datang dari Al Harrah dan bersaksi bahwa dia melihat hilal. Dia diantarkan ke Rasulullah. Rasulullah bertanya, “Apakah kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa saya utusan Allah?” Badui itu menjawab, “Ya.” Dia juga bersaksi bahwa dia melihat hilal. Rasulullah lalu menyuruh Bilal menyeru orang-orang salat tarawih dan puasa. ” (Sunan Ab i Daud/VIII/14: 1994)

أغـْـمـِـيَ عـَـلـَـيـْـنـَـا هـِـلالُ شـَـوَّال فـَـأصـْـبـَـحـْـنـَـا صـِـيـَـامـًـا فـَـجـَـاءَ رَكـْـبٌ مـِـنْ آخـِـر النـَّـهـَـار فـَـشـَـهـِـدُوا عـِـنـْـدَ النـَّـبـِـيَّ صـَـلـَّـى اللهُ عـَـلـَـيـْـهِ وَ سـَـلـَّـمَ أنـَّـهـُـمْ رَأوْا الـْـهـِـلالَ بـِـالامـْـس فـَـأمـَـرَهـُـمْ رَسـُـولُ اللهِ صـَـلـَّـى اللهُ عـَـلـَـيـْـهِ وَ سـَـلـَّـمَ أنْ يـُـفـْـطـِـرُوا وَ أنْ يـَـخـْـرُجـُـوا إلـَـى عـِـيدِهـِـمْ مـِـنْ الـْـغـَـدِ . ( سنن إبن ماجه / ٨ / ٦ : ١٦٤٢ ) “ Hilal Syawal tertutup mendung maka kami berpuasa keesokan harinya. Besoknya menjelang sore, datang beberapa musafir. Mereka bersaksi di hadapan Rasulullah bahwa mereka melihat hilal kemarin sore. Maka Rasulullah memerintahkan segera berbuka dan melaksanakan salat id keesokan harinya. ” ( Sunan Ibnu Majah /VIII/6 : 1642 )

Sumber :
http://forum.detik.com/showpost.php?...0&postcount=47
Quote:
Hadits dari Abdullah bin Umar RA yang diriwayatkan Abu Dawud dalam kitab “Shaum” bab “Persaksian Satu Orang Dalam Menentukan Hilal Ramadhan” sebagai berikut: “Ketika orang-orang sibuk melihat-lihat kemunculan hilal, kukabarkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa aku telah melihat hilal. Beliau pun berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa.”

“Apabila penduduk suatu negeri telah melihat bulan (rukyatul hilal), maka rukyat ini berlaku pula untuk seluruh negeri-negeri yang lain.” (Imam Asy Syaukani, Nailul Authar, Jilid III, hlm. 125)


Tanpa disadari, Sidang Itsbat yang dilakukan pemerintah, sebenarnya gambaran ketidakpastian dan ketidakkonsistenan kebijakan pejabat kita, sehingga bukan manfaat yang didapat, melainkan keraguan. Nah, sekali-sekali ragu, mungkin wajar. Namun apabila setiap tahun diciptakan keraguan, itu konyol namanya. Begitu pula ketika penentuan awal/akhir Ramadan menimbulkan ketidakpastian masyarakat, maka keraguan permanen pun akhirnya menjadi efek keraguan sistemik di lingkungan kehidupan masyarakat. Baik keraguan saat menjelang Ramadan, maupun saat akan meninggalkannya, bahkan usai meninggalkannya pun, efek dari sisa-sia keraguan itu masih melekat, hingga tahun berikutnya.

Tidak seperti gaya ragu pemerintah, penetapan Kalender Islam, khususnya terkait Ramadan, bukanlah hal baru bagi ormas Islam. Bahkan kelompok-kelompok atau aliran Tareqat Naqsabandiyah di Padang misalnya, sudah lakukan salat tarawih dua hari sebelum pemerintah umumkan keputusannya. Mereka berani melakukan salat tarawih lebih awal, karena keyakinan mereka yang mantap tanpa ragu. Hanya mengingatkan, ibadah tentunya tidak patut jika kemudian disamakan dengan persoalan demokrasi atau plurasisme lain yang bisa diseret-seret pada isu-isu kebersamaan, persatuan, dan penyeragaman.

Begitu juga Muhammadiyah. Secara rinci dan jelas Muhammadiyah jauh-jauh hari telah mengumumkan ketegasannya dalam mengamalkan ibadah Ramadhan. Baik itu cara mempersiapkan, cara menjalani, cara mengamalkan, dan cara mengakhirinya. Bahkan, Ketua Umum PP Muhammadiyah sendiri, telah umumkan pula kapan Idul Fitri 1 Syawal, 1 Dzulhijjah, Hari Arafah 9 Dzulhijjah, dan Idul Adha 1433 H. Perhitungan Muhammadiyah yang sudah mengadopsi ilmu Hisab modern, jelas tanpa kesulitan dapat menentukan hari-hari penting tersebut tanpa menimbulkan keraguan umat umumnya, dan warga Muhammadiyah sendiri. Hal ini tentu menunjukkan kekonsistenan misi Muhammadiyah dalam rangka mencerahkan umat, dan dalam rangka menempatkan Ramadhan sebagai salah satu bulan ladang ibadah tanpa perlu menyulitkan warganya.

Bagi organisasi yang didirikan KH Ahmad Dahlan 1 abad silam, penetapan 1 Ramadhan, 1 Syawal, 9 Dzulhijjah, maupun Idul Adha, realitasnya tidak sesulit saat membuat kalender tahunan, maupun saat membuat daftar jadwal shalat 5 waktu yang dijalankan oleh umat Islam secara rutin. Apalagi pada jaman internet dan satelit seperti sekarang ini, jelas tidak akan disia-siakan kemanfaatannya, sehingga tidak akan membuat Muhammadiyah alami penyakit akut berupa ketertinggalan ilmu dan keusangan cara berpikir maupun cara menemukan solusi. Sejak KH Ahmad Dahlan muda, Muhammadiyah telah manfaatkan semangat modernitas dan cara-cara terbaik menuntun umat, dalam rangka ibadah maupun interaksi sosial, tanpa melupakan ayat Allah SWT dan tuntunan Rasulullah SAW.

Oleh karenanya, ketika Muhammadiyah mengumumkan keputusan 1 Ramadhan 1433 H/2012 M jatuh pada 20 Juli 2012, ini mengandung arti bahwa Muhammadiyah tidak bisa disebut berbeda dengan pemerintah. Justru kebalikannya - seperti yang belum lama ini diungkapkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Dr H Agung Danarto, M.Ag - justru pemerintahlah yang berbeda dengan Muhammadiyah. Karena konsistensi dan kemantapannya, Muhammadiyah telah jalankan misinya tanpa harus memaksa pihak lain untuk ikut bersama-sama Muhammadiyah.

Dengan cara ini, umat Islam tidak perlu ramai-ramai pergi ke pantai atau pucuk gunung. Masyarakat tidak perlu lari-lari ke atau pencakar langit, atau malah adakan begadang saat subuh hanya untuk melihat hilal yang tentu sangat sulit jika terhalang kabut atau ada asap kapal di pantai dan seterusnya. Yang kita lupakan, halangan-halangan terhadap hilal, sebenarnya sangat mudah ditembus dengan perhitungan, karena pada dasarnya hilal itu ada. Hanya manusialah yang pada masa lalu, belum memiliki cara hitung yang canggih seperti sekarang.

Dengan metode yang dipakai Muhammadiyah, masyarakat tak perlu menduga-duga seputar sosok-sosok petugas pengintip hilal. Masyarakat tidak perlu berpikiran negatif, misalnya nilai ketaatan petugas, nilai kesehatan petugas, atau bahkan keikhlasan petugas saat bekerja. Umat Islam juga tidak lagi mendengar adanya sumpah atas kesaksian-kesaksian petugas di pantai. Tidak ada lagi gontok-gontokan akibat 2 (dua) petugas melihat hilal, sementara belasan yang lain mengaku tidak melihat. Yang berlebihan dan janggal adalah menentukan pola ibadah dengan melalui metode demokrasi. Suara terbanyak. Penglihat terbanyak. Poin yang ingin dicari kira-kira adanya hilal, terlihatnya hilal, atau pengakuan tidak melihat hilal?

Hilal pasti ada. Terlihatnya belum tentu. Mengapa? Karena terlihatnya hilal, tentu banyak hambatan seperti cuaca, kondisi petugas penglihatnya, maupun alat yang digunakan. Namun kalau ukurannya adalah pengakuan penglihat hilal, tampaknya akan menimbulkan banyak keraguan dan tandatanya seperti yang saya tulis di atas. Apakah cara ini bisa dijamin akurasi dan kejujurannya? Wallahua'lam bishawab.

Karena banyaknya keraguan itu, saya jadi ingat penjelasan Ketua Majelis Tarjih dan Majelis Tajdid PP Muhammadiyah Prof Dr Syamsul Anwar, MA. Semangat Alquran dalam penentuan awal dan akhir Ramadhan, sesungguhnya jelas, yakni menggunakan perhitungan. Menggunakan hisab. Allah sendiri, sudah menginformasikan pada umat Islam bahwa matahari dan bulan, beredar menurut perhitungan.

Maka dari itu, meski matahari dan bulan tertutup awan sekalipun, meski matahari dan bulan tak bisa dilihat menggunakan teropong maupun alat elektronik lainnya pun, maka Allah telah memberikan solusi dengan perhitungan itu. Matahari dan bulan, tidak akan hilang dengan adanya awan yang menyelimutinya. Peredaran keduanya, tidak akan berhenti hanya gara-gara manusia gagal meneropongnya. Dan yang pasti, kerutinan gerak dua benda angkasa tersebut, pasti tidak akan berubah hanya gara-gara sekelompok manusia memutuskan bulan tidak terlihat saat Sidang Itsbat.

Ada hal lain yang perlu dicermati bahwa, pelaksanaan Sidang Itsbat cenderung terbukti sebagai bentuk intervensi pemerintah kepada persoalan umat Islam yang seharusnya bebas menjalankan keyakinannya tanpa perlu dipaksa sama. Intervensi semacam ini sangat berbahaya ketika pada saatnya, atas pertimbangan tertentu, seluruh ibadah umat dijadikan komoditi politik, sehingga bisa jadi suatu saat penentuan awal dan akhir Ramadhan, akan digulirkan menjadi Undang-Undang agar semua bisa sama dengan keinginan pemangku kebijakan. Makanya, intervensi yang terus menerus seperti saat ini, sangat berpotensi melanggar konstitusi.

Sidang Itsbat yang terjadi selama ini, juga lebih terkesan anti musyawarah, padahal semangat Sidang Itsbat mestinya musyawarah untuk mufakat. Semestinya Sidang Itsbat adalah forum yang saling menghargai dan menghormati pendapat, serta pandangan yang lain dan berbeda dengan keinginan pemerintah. Seperti Sidang Itsbat tahun lalu, yang masyarakat bisa melihat langsung dari televisi. Kenyataannya, ormas yang dianggap berbeda malah dicaci dan direndahkan, maka nilai sidang itu sebenarnya otomatis hilang. Dalam sidang tersebut, pemerintah bisa saja menghadirkan ahli-ahli atau pakar-pakar. Tentu saja, karena itu bukan forum politik, semestinya harus membawa ghirrah (semangat) Islam, adil dan tabayyun. Sayangnya, ahli yang diundang adalah ahli sesuai keinginnan pemerintah. Akibatnya, apa yang keluar dari mulutnya, bukanlah atas semangat Islam, melainkan semangat kaum pemarah. Tak heran apabila ada kesan, sebenarnya Sidang Itsbat hanyalah forum basa-basi untuk mengumumkan keputusan yang sudah dibuat sebelum sidang. Apabila pemerintah mengumpulkan Ormas hanya untuk mendengarkan caci maki dan pengumuman semata, maka apa urgensinya Sidang Itsbat?

Sungguh sebuah kehebatan apabila Umat Islam di Indonesia mau membuka Hadits Rasulullah yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. “Sesungguhnya kami adalah umat yang ummi, kami tidak bisa menulis dan tidak bisa melakukan hisab. Bulan itu adalah demikian-demikian. Yakni kadang-kadang dua puluh sembilan hari dan kadang-kadang tiga puluh hari”.

Sungguh sebuah kehebatan pula, apabila Umat Islam berani belajar tanpa harus ketakutan untuk berbeda, hanya karena pemerintah ingin umat bisa bersamanya. Rasulullah sendiri sudah menginformasikan kondisi umat terdahulu dengan seperti itu, sangat lazim apabila kemudian hari, Muhammadiyah lakukan Hisab, karena pada esensinya, tanpa hisab, maka umat Islam tidak akan mampu membuat Kalender Islam buat dirinya sendiri.

Tentu sangat ironi apabila, hanya ingin shalat, ingin pergi haji, ingin berdoa, kita mesti secara manual pergi ke gunung-gunung dan lari pantai hanya untuk memastikan kapan tanggalnya. Wajar saja jika ahli dan penggagas Kalender Islam Internasional, Prof. Dr. Nidhal Guessoum kemudian mengkritik Umat Islam yang tidak segera berhasil menyusun kalendernya sendiri. Umat Islam kalah dengan umat terdahulu yang sudah berhasil menyusun kalender untuk ribuan tahun lamanya.

Sekali lagi, sebagai organisasi yang memiliki tanggungjawab besar, Muhammadiyah telah tegas dan tanpa ragu dengan keputusannya. Muhammadiyah telah ambil sikap yang tidak mungkin berubah, hanya gara-gara keinginan pihak tertentu agar Muhammadiyah mengalah dengan menaruh kebenaran di bawah tekanan kelompok yang tidak mengerti. Maka keputusan Muhammadiyah tidak ikut Sidang Itsbat adalah sebuah keputusan yang berdasar atas kepentingan umat, agar terjadi kemaslahatan dan tidak menimbulkan ketegangan di lingkungan umat, dan dengan itu, maka Muhammadiyah berusaha menjadi solusi atas banyaknya suara atas keraguan yang ada. Langkah Muhammadiyah ini, tentu bukan tanpa belajar dari tahun sebelumnya.

Pelaksanaan Sidang Itsbat, bagi Muhammadiyah tidak lebih banyak manfaat dibanding mudharatnya, sehingga ketidakikutsertaannya dianggap lebih baik bagi Muhammadiyah dan masyarakat banyak, ketimbang dipaksakan ikut namun menimbulkan suasana tidak sehat di kalangan masyarakat yang sebenarnya tidak ingin melihat Muhammadiyah dan Ormas Islam yang lain, dan juga dengan Pemerintah, terlibat keributan dalam sidang hanya gara-gara disebabkan tidak bertemunya antara sikap-sikap dan pandangan konsisten dan kelompok inkonsistensi saat rapat berlangsung.

Kenyataannya, shalat Jumat dan shalat wajib yang rutin, tidak pernah menjadi persoalan serius Pemerintah, maka semestinya penentuan tanggal Ramadhan juga tidak perlu menjadikan persoalan serius Pemerintah, yang dapat berpotensi menimbulkan ketegangan permanen dan keraguan setiap tahunnya. Kalau hanya terkait pengaturan tanggal merah yang dipersoalkan, tentu tidak perlu dikaitkan dengan perlu tidaknya seragam waktu Ramadhan maupun Idul Fitri.

Maka dari itu, dalam himbauannya, Muhammadiyah diantaranya hanya mengajak kepada warga Muhammadiyah untuk tetap berpegang teguh pada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karena adanya potensi berbeda dengan pihak lain, Muhammadiyah pun berharap agar warga Muhammadiyah memahami, menghargai dan menghormati adanya perbedaan itu, serta menjunjung tinggi keutuhan, kemaslahatan, ukhuwah dan toleransi, sesuai dengan keyakinan masing-masing, disertai kearifan dan kedewasaan, serta menjauhkan diri dari sifat yang mengarah pada hal-hal yang bisa merusak nilai ibadah itu sendiri. Dihimbau pula kepada Umat Islam khususnya warga Muhammadiyah, agar menjadikan Bulan Ramadhan ini sebagai bulan instrospeksi.

Karena keistimewaan Ramadhan, Muhammadiyah juga menghimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah agar menyambut datangnya Ramadhan dengan rasa syukur dan gembira, serta berusaha bersungguh-sungguh untuk menunaikan puasa (shaum) sesuai tuntunan Rasulullah SAW. Tujuannya tidak lain, agar mendapatkan ridha dan karunia Allah SWT, dan dari ibadahnya itu, dapat dipantulkan melalui amalan sehari-hari di tengah masyarakat.

Kepada warga yang belum Muhammadiyah, maka diharapkan bisa menjauhi permusuhan maupun tindakan yang mengarah pada tumbuhnya benih-benih konflik. Khusus untuk industri hiburan, baik melalui media cetak maupun elektronik, dihimbau untuk mengedepankan nilai-nilai moral dan kebaikan. Dihimbau pula agar tidak ada yang mencoba menjual komoditi pornografi dan pornoaksi yang merusak akhlak dan tatanan bangsa, hanya demi meraih keuntungan materi. Sikap positif itu diperlukan, guna menunjukkan penghormatan terhadap hadirnya Ramadhan, sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap masa depan kehidupan bangsa.
Selamat Menjalankan Puasa!




*Aktifis Muda Muhammadiyah Mustofa B Nahrawardaya - detikRamadan

Minggu, 08 Juli 2012

Liburan Sekolah Juni 2012

Liburan kenaikan kelas 2012 ini diisi dengan perjalanan Ke Kudus, Solo dan Sukoharjo.







Abang Ilham Naik Kelas XI dan Fira naik kelas 2 SD

Alhamdulillah anak-anak naik kelas, Abang Ilham naik di kelas XI IPA dan Fira naik di kelas 2 SD.

Naufal Wisuda SD

Tanggal 24 Juni 2012, bertempat di Aula Gedung Mahkamah Konstitusi Bekasi, dilangsungkan  wisuda kelas 6 SD Islam Al Fajar Bekasi.















Selasa, 05 Juni 2012

Bapak juga Pelukis ( Mengenang 4)

           Saya pernah takjub melihat lukisan diri Bapak sendiri. Artinya Bapak melukis dirinya sendiri dengan berbekal cermin almari pakaian. Hasil lukisannya yang saat itu memakai Conte ( seperti pensil hitam yang tebal) terlihat sangat mirip dengan diri Bapak saat muda. Entah sekarang dimana lukisan itu. Dulu sich kelihatannya dilipat sama Bapak terus di simpan di almari pakaian. Sampai saya kembali ke Jakarta, pasca wafatrnya Bapak. Belum sempat kubuka lemari pakaiannya. Semoga saja lukisan itu masih ada dan nanti akan kuabadikan dalam pigura besar.
            Pernah juga Bapak melukis adekku, Fauzi kalau nggak salah. Cuma kali ini meniru dari foto hitam putih ukuran 4 x 6 , saat ozi masih TK. Lukisannya juga masih menggunakan conte, bukan cat minyak ataupun cat air. Hasilnya juga masih bagus. Goresan tangan Bapak kuperhatikan seperti para pelukis yang biasa mangkal di Jl. Pemuda dekat jalan menuju arah mesjid Besar Kauman. Lincah menari di atas kertas Gambar yang tebal.
            Kelihaian melukis ini, ternyata juga menurun pada MAs Dudung. dan anak-anaknya mas Dudung. Sejak masih SMP kuperhatikan Mas Dung, memang mempunyai bakat menggambar dan dekorasi. Pencampuran warnanya juga bagus, serasi dan seimbang. Demikian halnya juga Dhila, yang sejak TK memang sudah terlihat bakat menggambarknya. Kalau aku memang tidak bisa menggambar, namun memindahkan gambar di dalam bingkai kamera. Ya.....Fotografi namanya. Sejak SMA, aku memang sangat senang memotret, dari mulai meminjam kamera teman, tetangga, hingga alhamdulillah bisa membeli kamera sendiri. Tak heran bila koleksi foto ku sangat rapi kusimpan. Baik dalam bentuk klise jaman dulu maupun saat ini yang sudah era digital.
          Yang paling menggembirakanku, sejak dari Nikahnya Mbak Mamik, Mbak Cicik, Mas Dudung , Fauzi dan Achid, semua saudaraku itu, aku ikut memotretnya. Meskipun dalam pernikahn mereka ada tukang photonya sendiri. Namun aku ikukt tenggelam dalam kegembiraan itu, dengan ikut memotret momen bahagia itu dengan versiku sendiri. Lengkap koleksi ku atas pernikahan mereka. Yang tidak bisa kulakukan adalah memotret saat aku menikah...he...he...he.....ada petugasnya sendiri.
          Foto-foto anakku juga tersusun rapi dalam album hard copy maupun dalam album digital. Sejak mereka lahir, sampai mereka remaja.

Bapak Pemain Musik ( Mengenang 3)

           Sebagai pemain musik, bapak mahir memainkan piano dan gitar serta tentu saja menyanyi. Kata ibu, saat anak-anak masih kecil, Bapak bahkan pernah masuk dalam Finalis bintang Radio dan Televisi, kerjasama TVRI dan RRI, untuk penyanyi seriosa pria dewasa, selama beberapa kali sekitar tahun 70 an. Yang kuingat tiap bapak tampil di lomba menyanyi BRTV (Bintang radio dan televisi), kami semua berkumpul di depan radio, untuk mendengarkan lomba yang disiarkan secara langsung oleh RRI, sampai larut malam siaran lomba itu.
            Dulu saya pernah melihat foto lawas, waktu bapak pentas dengan bandnya. Waktu itu bapak memainkan piano, Pak Sani memainkan gitar ( katanya sich beliau sekarang tinggal di Surabaya), Bulik Chotim (adek sepupunya Bapak) sebagai penyanyi, dan ada beberapa orang lagi yang lupa namanya. Sayang sekali waktu tahun 1991, semarang di landa banjir besar, foto-foto kenangan bapak jaman dulu ikut terendam banjir. Hanya beberapa yang sempat diselamatkan.
           Dalam beberapa kali kunjungan bapak ke rumahku, Bapak juga sempat mempertunjukkan sisa-sisa kebolehannya dalam memainkan piano di hadapan anak-anakku. Fira yang diperdengarkan lagu naik-naik ke puncak gunung, tik-tik ada hujan dan lagu anak yang lainnya jadi tertawa gembira seraya berucap,
 " Wahahahaha.....Eyang sudah tua tapi bisa main piano...hebat..." ...mendengar celotehan si ragil inipun aku hanya bisa tersenyum simpul. Mengapa aku juga tidak memulai untuk belajar alat musik.
Saat memainkan piano, eyang ternyata masih hafal dengan cord lagu, tanpa membaca buku. Ini karena kondisi mata bapak yang terkena katarak tidak bisa melihat tuts piano dengan tepat, hanya mengandalkan feelingnya saja sebagai pemain. Saya memang sengaja membeli piano dan gitar di rumah, untuk memancing minat anak-anak dalam memainkannya. Namun ternyata Ilham dan Naufal hanya betah sebentar saja dalam memainkan alat musik. Naufal malah hanya memainkan demo piano yang ada dalam memori keyboard tersebut. Ilham sebenarnya sudah bisa memainkan gitar beberapa baris syair. Cuman dia agak pemalu. Itupun lima tahun lalu saat dia masih SD, dan les gitar di request dan Purwacaraka. namun sejak masuk di Pesantren, otomatis sudah tidak pernah pegang gitar lagi. Semoga kelak si ragil Fira mau untuk memainkan piano di rumah.Sedangkan Naufal, saat ini memang sangat senang mendengarkan musik lokal maupun luar. Bahkan daya tangkapnya terhadap lagu baru dari luar cukup cepat. Namun itu baru sebatas kelas kamar mandi.
          Bakat musik dari Bapak juga mengalir deras di tubuh Mbak Cicik dan Mas Dudung, serta Mbak Mamik. Mbak Cicik dulu bahkan juga pernah ikut lomba BRTV di RRI Semarang. Namun hasilnya tidak pernah lolos sampai Final. Lebih hebat bapak khan ??? yang bisa sampai ke Final beberapa kali, meski tidak pernah menang. Dari mbak Cicik, akhirnya menurun juga di anaknya, Si Gendut Tyar. Cuma Tyar lebih spesifik di Bass, mungkin karena badannya yang gedhe ya...jadi cocoknya pegang Bass guitar. Katanya sich Tyar juga sudah sering tampil di beberapa kesempatan di Semarang.
          Mas Dudung juga bisa memainkan gitar, dalam tataran  untuk mengusir jenuh saat ronda saja. Sedangkan Mbak Mamik saat SMA katanya juga ikut berkecimpung du Drum band sekolah. Kalau aku hanya sekedar penikmat musik selintas saja. Artinya bisa merasakan mana musik yang enak dan bagus dan musik yang acak adut.
           Yang paling kuingat saat Ada Acara di TV "Berpacu Dalam Melodi" nya Koes Hendratmo, jika mendendangkan tembang-tembang lawas, dan saat itu Bapak ikut menonton dan menebak, Hampir 90 % tebakannya atas lagu itu benar. JAdi memang memori Bapak atas lagu-lagu lawas sangat membekas di sanubarinya.
Menciptakan Mars GMP (Generasi Muda Persatuan)

 
(hawe)......bersambung

Kamis, 31 Mei 2012

Bapak Pemain Drama (Mengenang 2)

             Keterlibatan Bapak dalam dunia pementasan saya ketahui, saat ada siaran drama di TVRI lupa tahun berapa. Waktu itu menampilkan Drama "Mahkamah" nya Asrul Sani. Masih jamannya TV hitam putih, saya nonton TV sambil menggelar tikar di ruang keluarga , rumah bagian belakang. Tiba -tiba bapak nyeletuk,
" Bapak juga pernah main sama teman-teman teater,membawakan  naskah itu," ujarnya. Waktu masih berkegiatan di kelompok teater, entah di solo entah di Semarang. Nggak ingat juga saya, mengingat saat di ajak ngomong, kondisi mata sudah dalam posisi 5 watt, alias hampir tertidur. Konon teman seangkatannya termasuk Dedi Sutomo, pemain teater kawakan yang malang melintang di TVRI.
          Pernah juga saya melihat bapak sedang menulis naskah drama atau film atau hanya sekedar cerpen, tentu saja dengan tulisan tangan, karena bapak tidak punya mesin ketik saaat itu. Tulisan Bapak yang rapi nampak menghiasi kertas buram di meja kerja bapak. Hal ini mungkin juga terisnpirasi dari berkas naskah film yang dikirimkan oleh Pakde Chaedar Jakfar ( kakak iparnya Ibu), yang memang beprofesi sebagai pemain film di Jakarta saat itu. Kebetulan juga kakak kandung ibu Pakde Ifat (Muhammad Fatchurbarie Thoif Nukman) juga seorang pekerja film, bareng dengan Pakde Chaidar Jakfar.
       Namun keterlibatan bapak secara nyata, tentu saja hanya bisa dikisahkan oleh teman-teman ataupun kerabat yang pernah berkecimpug dalam dunia seni peran bersama bapak waktu masih muda.
          Darah seni bapak untuk pertunjukan seni peran, rupanya memang menurun deras di Mbak Cicik. Dulu mbak Cicik juga sangat senang bermain seni peran, di teater sekolahnya. Dan kini pun juga menurun kepada anaknya Mbak Cicik. Yakni Tyar (M. Hekmatyar An-Najmi). Remaja bertubuh tambun, tinggi, besar ini memang kerap tampil di teater kampusnya Udinus Semarang. Bahkan beberapa kali pula dilipus oleh koran lokal Semarang.
           Annakku yang kedua, Naufal juga diam-diam, menyimpan bakat keurunan dari Eyang pada bisang seni peran ini. Terbukti, dalam beberapa kali penampilan di SD nya. Naufal dengan PeDe nya memainkan peran sebagai raja, di beberapa kesempatan. (hawe)......bersambung

Rabu, 30 Mei 2012

Mengenang Bapak (1)

Bapak Dikala Muda, Sesudah menikah dengan ibu
Foto Bapak berdua dengan Ibu
Resepsi Pernikahan Bapak Dan Ibu
Konon Wajahku mirip dengan Bapak. Sering kali kalau berjumpa dengan kawan bapak saat muda, mereka menjulukiku begitu. Moersidi Muda



Bagiku Bapak H. Moersidi HM, adalah seorang lelaki yang memiliki multi talenta. Bisa jadi jika Bapak hadir kembali sebagai pemuda saat ini, tentulah akan jadi idola bagi para gadis. Menurut cerita Ibu (Almh) dan teman-teman dekat yang mengetahui riwayat perjalanan bapak ( karena bapak orangnya tidak pernah cerita siapa dia sebenarnya kepada anak-anaknya), beliau adalah :
1. Pemain Musik.
2. Pemain Drama.
3. Pelukis.
4. Penulis / jurnalis.
5. Organisatoris 
6. Mubaligh
7. Olahragawan
8. Konseptor

Pengantar  Umum
Bapak Lahir di Semarang, tanggal 26 Oktober 1936,
Sekolah di SMA-C Semarang ( SMA 3 Semarang saat ini, satu alumni denganku ternyata) , dan pernah kuliah di Fakultas Hukum Undip, tidak selesai.
Menikah dengan Ibu di tahun 1962 dan dikaruniai 6 orang anak yakni:
1. Cahyati Dyah Pratami lahir di Solo tahun 1963.
2. Suci Mulyani, lahir di Solo tahun 1965
3. Dudung Abdul Muslim ( Di Surat Lahir tertulis Yustisi Ardhi Muslim) , Lahir di Semarang tahun 1966.
4. Hidayat Wahyudi, lahir di Semarang 1969.
5. Achmad Fauzi, lahir di Semarang tahun 1972
6. Moch. Achid Nugroho lahir di Semarang tahun 1973.
          Kata orang tua dulu, bapak menikah itu dengan status Joko tuwo. Alias perjaka tua. he...he...he.......Maka tak heran jika bapak dulu ikut bergabung di dalam band Perjaka Tua. Yang nanti akan saya ceritakan di dalam kisah Bapak sebagai Pemain musik. Selidik punya selidik, mengapa bapak menikah tua, ada sepenggal kisah putus cinta ternyata. Katanya sich bapak dulu pernah menjalin persahabatan dengan seorang gadis dari Sunda, namun karena tidak disetujui oleh Mbah Kaji Munawar putri, maka hubungan itupun tidak berlanjut ke jenjang selanjutnya. Itulah mengapa nama-nama anak bapak sering ditafsirkan sebagai orang dari sunda. Seperti mamik, cicik, dudung, dan diriku sendiri.
              Bapak menikah juga karena sebuah kebetulan, dan karena di jodohkan . Waktu itu kebetulan Mbah Munawar putri sedang njagong di tempat mbah KH. Karim di Kalioso Solo. Mereka masih bersaudara. Putranya mbah karim. Muktasom Tejokusumo menikah dengan Hikmah Ilahiyah . Putrinya Kyai Nukman dari Banjarnegara.  Hikmah Ilahiyah adalah adek kandungnya ibu. Sambil njagong manten,, mbah Munawar putri iseng-iseng bertanya ke Mbah Karim. "Mantumu iku bocah ngendi ? tanya simbah. " Priyayi banjarnegara mbak." jawab mbah Karim
" Ayu temen mantumu," kata simbah ( Amah Hikmah memang mudanya terlihat manis dan cantik).
"Isih ono tunggale opo ora ? (masih ada Saudaranya yang lain nggak ?) " . lanjut simbah ke Mbah Karim.
" Ooo....tasih mbak ( Masih ada, kakaknya mbak )" timpal Mbah Karim.
Akhirnya dari perbincangan itulah , dengan perantaraan Mbah Karim. Mbah Munawar putri pun meminang ibu kepada Mbah Nukman, untuk dijodohkan dengan Bapak.
           Pada jaman itu, pernikahan Bapak dan ibu termasuk meriah, apalagi diiringi oleh penampilan Grup band Joko Tuwo, dimana bapak menjadi anggotanya. Konon setiap pelepasan anggota band joko tuwo, yang melangsungkan pernikahan, pasti akan disambut dengan penampilan band tersebut.
          Setelah menikah dengan Ibu, Bapak tinggal di Solo menumpang di rumah Simbah di Keprabon Wetan Solo. Bapak juga ikut membantu simbah berjualan kain batik di Pasar Klewer Solo (bener nggak ya ?? agak lupa kalau yang ini).  Pasca terjadinya kisruh Politik PKI, bapak pindah ke Semarang tepatnya di kampung Pungkuran Kauman Semarang. Sedangkan Simbah, terkadang tinggal di Jalan Jonegaran Depok Semarang. Hanya berselang dua gang dari pungkuran kalau tidak salah. Saat ini Pungkuran lebih di kenal sebagai jalan terusan yang dari NDepok , KH. Wahid Hasyim ke Kanjengan Mesjid Besar Kauman.
        Di Pungkuran ini, bapak lebih dikenal sebagai Pak RW. Maklum, bapak adalah Ketua RW di Pungkuran yang wilayahnya kalau nggak salah sampai di Jalan Besar KH. Wachid Hasyim/Kranggan. Dimana kranggan banyak dihuni oleh WNI keturunan China yang banyak berjualan Emas. Makanya nama Bapak sangat di kenal di Pungkuran Kauman. Bahkan meski kami sudah tidak tinggal di Pungkuran lagi, ketika dulu Ibu atau Mbak Mamik, membeli emas di Kranggan dekat Pungkuran, pasti akan dikasih harga agak miring, alias harga pertemanan......he...he...he.... Kami menempati rumah di Pungkuran hanya sampai tahun 1977 akhir tahun. Artinya mulai dari Mas Dudung , aku, Ozi dan Achid, lahir di rumah ini. Setelah itu karena rumah yang di Pungkuran terkena pelebaran jalan sampai empat meteran, hasil gusuran dan penjualan rumah Pungkuran, dibelikan rumah di Poncowolo Timur II/396 Bulu Lor Semarang, sampai sekarang.
           Bapak memang terkesan orangnya pendiam, tidak banyak bicara, meski dengan anaknya sendiri sekalipun. Termasuk aku. Meski demikian, kesan mendalam atas bapak masih saja lekat dalam ingatan, meski itu kejadiannya adalah saat aku masih kanak-kanak.
          Watak Bapak sangat keras dalam mendidik anak-anaknya, apalagi jika menyinggung masalah agama. Sangat keras dan disiplin.Maka jika sudah waktunya masuk Shalat, kita melambatkannya maka tak ayal cambuk pun melayang ke badan kita. Yang paling terasa adalah diriku sendiri meski saat itu masih kelas TK besar kami sudah diajarkan untuk puasa penuh. seperti orang dewasa. Yang kuingat saat itu hanya bolong 6 hari. selebihnya puasa penuh. Menginjak kelas 1 SD saya sudah puasa penuh tanpa bolong. Alhamdulillah.
             Seingatku Bapak dulu pernah berjualan kain batik Solo di pasar Johar Semarang, dan Jual beli serta servis radio/tape recorder. Meski bapak penghasilannya tidak begitu besar, namun anak-anak bapak tidak ada yang disekolahkan di sekolah negeri, yang dulu masih di sebut SD Inpres. Bapak tetap mendaftarkan kami di sekolah Ibtidaiyah. Taman kanak-kanaknya di TK Aisyiah dan SD nya di Badan Wakaf Sultan Agung Kauman dan SD Muhammadiyah Indraprasta Semarang.  Yang tentu saja biayanya pasti lebih tinggi di banding di sekolah negeri. Barulah setelah SMP dan seterusnya hanya aku dan Mas Dudung yang sekolah di negeri. Yang Lainnya tetap di SMP Muhammadiyah. Sedemikian ketatnya bapak mengarahkan kami, dengan pertimbangan, mengahadapi masa depan diperlukan pondasi agam yang kokoh bagai karang. Dan itu memang terbukti saat kami sudah menginjak dewasa, dan mempunyai keuturunan.
           Aku pun menyekolahkan anak-anak di sekolah yang berbasis agama kuat, dengan harapan di masa yang akan datang, dengan pondasi agama yang kokoh, kelak anak-anak sudah bisa membentengi dirinya, dari godaan duniawi.
            Mengapa saya menyebut bapak keras ? masih lekat dalam ingatanku saat kelas 1 SD di Badan Wakaf Sultan Agung kauman. Setiap habis maghrib, kami membaca turutan  a ba ta, setelah itu dilanjut dengan belajar membaca huruf . Bacaan dulu, seperti Ini Budi,.....Ini Bapak Budi....Ini Ibu Budi.....Ini Kakak Budi....Ini adek Budi....dan seterusnya. Jika ada yang salah dalam setiap bacaan, maka jari-jari tanganku akan terkena sabetan rotan kecil. Meski tidak begitu sakit, tapi ya....lumayanlah.....untuk anak sekecil itu. Saking lamanya kepala ini menunduk, untuk membaca dari a...ba...ta....sampai membaca huruf latin, leher kecil ini jadi terasa pegal. Tapi Bapak tidak menghiraukan kelelahanku, sampai lembar-demi lembar yang dimaksud bapak selesai kubaca.
            Sementara bapak mengajarku, ibu menyimak kakak-kakak yang lain membaca Al-Qur'an (tadarus), ibu membetulkan bacaan yang kurang tepat, dan memberitahu kesalahannya. Sementara adikku yang masih balita, ikut bersama ibu. Demikian terus setiap habis maghrib. Selepas Isya', barulah kami menikmati makan malam yang sudah disajikan oleh ibu, dengan menu yang sangat sederhana.

Kisah ini akan saya ceritakan secara bersambung disesuaikan dengan keadaan dan waktu yang tersedia nantinya.

Selasa, 29 Mei 2012

Fira Milad ke 7

Tanggal 29 Mei 2012, cantikku Fira genap berusia 7 tahun. Tidak ada acara khusus, hanya membagi makanan ringan ke teman-teman kelasnya. Ayah hanya berharap, Fira bisa menjadi orang yang sangat berguna bagi keluarga, lingkungan dan Agama Islam.
Shalatnya harus mulai rajin lho ya..... tetap rajin belajar , kalau sudah umur 7 tahun nggak usah ngedot susu dari botol ya nak....Semoga bisa terwujud cita-citanya. Amien

Senin, 28 Mei 2012

Eyang Wafat Hari Jum'at Jam 21.45 di RS. Roemani Semarang






Innalillahi Wa inna Ilahi rooji'un. Ayahanda tercinta H. Moersidi Bin KH. Moenawar Bin KH. Fachrurrozi, wafat hari Jum'at Jam. 21.45 di RS. Roemani Semarang.
Allahumma fir lahu, war hamhu, wa'a fihi wa'fu anhu, wa akrim nuzulahu, wawassi'lana madkholahu.
"Ya Allah, ampunilah dia (mayat), berilah rahmat kepadanya, selamatkan dia, ampunilah dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia ."
             Sunggung cepat proses perjalanan Eyang menghadap kepada Sang Khaliq. Tanpa melalui sakit yang berkepanjangan, dan serasa tidak merepotkan  orang-orang disekitar eyang. Setelah terjatuh di depan gang rumah, seperti yang saya tuliskan sebelumnya. Eyang selama dua hari terakhir tidak bisa berjalan, hanya di atas tempat tidur saja. Menurut cerita Mas Dudung yang menunggu Eyang di menit-menit terakhir, Siang hari Eyang masih mau makan roti, menjelang sore kondisi Eyang sudah mulai drop. Dan selepas maghrib Eyang seperti kurang reaksi lagi.
            Setelah komunikasi intens di hape, akhirnya saya minta kepada Mbak Cicik dan Mas Dudung untuk membawa Eyang ke RS. Roemani Semarang. Satu jam sejak keberangkatan menuju RS. Roemani, akhirnya mendapat khabar yang maengejutkan, " Eyang sudah meninggal mi, saat masuk di Rumah Sakit Roemani " ucap Mbak Cicik dari seberang telepon dengan suara tersedu. Meski saya meyakini berita ini, saya coba kroscek ulang ke Mas Dudung, sebelum mengabarkan kepada sanak famili.
" Iya Mi, Eyang sudah nggak ada," kata Mas Dudung dari balik hape
 Kullu nafsin dzaa iqotul mauut. Setiap yang bernyawa pasti akan menemui kematian.Eyang telah parupurna di dalam perjalanan di dunia yang fana ini.
          Sontak saya harus memberitahukan khabar duka ini kepada seluruh kerabat yang ada di Jakarta, Bandung, Dan keluarga besar Bani Nukman. Untungnya saya memang sudah dari satu hari sebelumnya berencana untuk menengok keadaan eyang pasca jatuh  di jalan. Sehingga tiket memang sudah di tangan. Untungnya lagi kok saya pesan tiket yang penerbangan pertama yang jam 05.30. Sebuah kebetulan yang terlihat seperti sudah " diskenariokan " oleh Allah, yang telah menuntun hamba-Nya untuk bisa memesan tiket sebelumnya. Subhanallah......Maha Suci Engkau Yaa Allah. Saya sudah pesan 4 tiket Lion Air, sementara yang Sulung Ilham, saya putuskan tidak usah ikut saja, mengingat dia memang masih di Asrama pesantren Al-Kahfi. Sekitar tengah malam istri mencoba memberitahu ke Ustadz ikhwal berita duka ini. Dengan pesan agar disampaikan ke Ilham setelah pulang sekolah saja, biar malamnya tidak terganggu.
           Dengan menikahi Gadis dari Desa krandegan Banjarnegara Jateng  , Eyang memiliki 6 orang anak dan 11 orang cucu terdiri dari :
1. Cahyati Dyah Pratami  menikah dengan Andi belum dikaruniai anak.
2. Suci Mulyani menikah dengan Tri Siswanto (Alm 40 th) dikaruniai 2 orang putra  yaitu
    a. M. Hekmatyar Annajmi
    b. M. Hanin Salsabil Annajmi
3. Dudung Abdul Muslim menikah dengan Siti Aminah dikaruniai 3 orang putri yaitu:
    a. Fadhilla Khairunnisa Annajmi
    b. Rafika Aliya Annajmi
    c. Hanum Salsabil Annajmi
4. Hidayat Wahyudi menikah dengan Amelia Novita diakruniai 3 orang putra putri yaitu :
    a. M. Ilham Nur Alif
    b. M. Naufal Mumtaz
    c. Shafira Nurul Anindita
5. Achmad Fauzi menikah dengan Pipit Printa Anindya dikaruniai 2 orang putra yaitu :
    a. Fariz Fatha Falahia An-najmi
    b. Farel Fatha Falahia An-najmi
6. Moch. Achid Nugroho menikah dengan Wiwin Yuli Khomsatun, dikaruniai 1 orang putra yaitu :
    a. M. Alfa Annajmi
        Meskipun dengan terengah-engah dalam kondisi ekonomi yang naik turun, keenam anak Eyang bisa menyelesaikan kuliah semua. Alhamdulillah.
Jika merunut nama-nama cucu Eyang, terlihat ada yang unik khan ?
Semuanya menggunakan kata An-najmi yang berarti bintang.
Ini adalah nama pemberian Eyang untuk sebagai penanda, bahwa Eyang adalah Aktivis yang gigih di Parta Persatuan Pembangunan (PPP). Eyang sepertinya ingin membentuk Fam baru dengan nama An-najmi. Bahkan Eyang pernah menjadi Anggota DPRD Tk. I Jawa Tengah dari Unsur PPP tahun 1982 - 1987.
          Yang tidak memakai Fam ini hanya anak-anakku, mengingat aku berprinsip, biarlah anak-anak tumbuh besar dengan mewakili namanya sendiri, tidak memakai nama orangtuanya dan tidak memakai fam.
Apalagi sejak menikah, saya sudah merantau di luar Jawa, dan tidak berkumpul dengan orangtua maupun mertua. Semuanya serba sendiri. Makanya lasan itulah yang saya pakaikan dalam setiap memberikan nama kepada anak-anak.
Sesuai dengan KTP nya, Eyang  lahir 26 Oktober 1936, yang berarti saat wafat , Eyang berusia 76 tahun. Meski sejatinya usia sebenarnya lebih dari itu, karena konon usianya dulu pernah di mudakan.
            Terima kasih kepada seluruh kerabat, Saudara yang telah hadir takziyah maupun yang telah  mememanjatkan doa untuk Eyang dalam proses menuju ke haribaan Illahi. Mohon dibukakan pintu maaf bila selama pergaulan dengan Eyang , ada salah kata maupun tindakan. Semoga kata maaf bisa lebih memuluskan jalan kehadapan Allah. Amien. Serta terima kasih yang telah memberikan bantuan materiil maupun immateriil, kepada keluarga kami , dalam proses pemakaman Eyang.
Kelak di tulisan berikutnya akan saya kisahkan siapa sebenarnya seseorang yang bernama Moersidi HM ini.

  

Kamis, 24 Mei 2012

Eyang Jatuh lagi di jalan, lututnya luka, saat ini susah berjalan.




Ya Allah, ringankanlah derita Eyang. .....
            Bapak ( H. Moersidi HM) orangtua kami , sesuai dengan tanggal lahirnya di KTP tercantum 20 Oktober 1936. Artinya usianya sudah 76 tahun. Namun banyak saudara-saudara dan teman seangkatannya yang bilang ke saya, bahwa usia Bapak itu lebih dari itu, alias data di KTP itu di "mudakan". Entah dengan alasan apa usianya kok dimudakan. PAdahal kalu jaman sekarang, banyak anak muda yang akan ambil SIM, justru usianya di "tuakan", biar bisa mengemukan kendaraan.....he...he...he....memang aneh ya......
          Salah satu yang pernah cerita ke saya adalah Amy Muktashom, Putra Mbah KH. Karim dari Kalioso Solo. Amy Muktashom adalah suami dari Amah Hikmah Ilahiyah ( Adek kandung Ibuku). Amy pernah ngomong ke saya, " Lho.......nggak mungkin tho kalau bapakmu umurnya masih 74 tahun , Amy ini dulu pernah jadi muridnya bapakmu waktu sekolah SMP.".  Begitu ucap Ami Muk, saat beliau bertanya padaku, berapa umur bapak 3 tahun yang lalu. Padahal saat itu Ami Muk saja usinya sudah 73, meski saat ini Amy sudah kembali ke Haribaan Allah. 
         Memang saya pernah dengar cerita dari Ibu Almarhumah, bahwa di masa mudanya dulu, bapak pernah jadi guru di Solo, dan di Semarang ( di Al-Irsyad). JAdi guru bahasa Inggris kalau tidak salah. Tentulah saya meyakini ucapan seorang  murid, meski bapak tidak pernah cerita secara langsung ke saya.   Jadi seandainya Bapak saat itu ngajar SMP, mungkin nggak ya kalau usianya 4 tahun diatas nya ???
Okelah kita ambil ukuran yang ini, usinya di tambah 4 tahun, maka usia bapak kira kira sudah 80 tahun. 
         Saat ini memang kondisi fisik bapak sudah menurun jauh, untuk berjalan saja, kakinya sudah agak gemetaran. Namun bapak kelihatannya memang tidak suka merepotkan orang lain untuk urusan dirinya, termasuk untuk makan. Maka tidak heran bila mendengar bapak pengen keluar rumah untuk sekedar mencari makan di warung, dengan alasan makanan yang di meja tidak sesuai dengan keinginannya. Maklum, usia segini tentu giginya sudah banyak yang tanggal.  Dan yang saya heran, bapak selalu pesan es teh, bila sedang makan di warung. Saya saja agak menjauhi es, lha kok bapak malah dengan santainya minum es teh, meski itu untuk teman makan malam........
       Terakhir dua hari yang lalu, saya dapat sms, bahwa bapak terjatuh saat berjalan di Indraprasta, lututnya berdarah, dan ditolong oleh tukangn becak ke rumah. Dan sejak saat itu , kaki bapak sudah susah untuk menopang tubuhnya.......Memebaca sms itu, .....tanpa terasa mata ini melelh di pipi. Duh.........akan sedurhaka itukah saya sebagai anaknya, membiarkan bapak berjalan sendirian di jalan besar ???? Ya Allah.....Ampunilah ketidakberdayaan anak-anak Bapak........
        Sabtu besok, saya akan ke semarang untuk menawarkan beberapa alternatif penanganan perawatan bapak di masa tua ini :
1. Mencarikan tongkat manula atau kursi roda untuk aktifitas sehari-hari.
2. Mencarikan perawat khusus buat bapak, yang melayani kebutuhan makan, berjalan, dan siap diomelin.
3. Memindahkan bapak dari Semarang ke Purwokerto, sesuai dengan keinginan bapak sejak awal dan harapan Mbak Mamik dengan diberi pendapingan perawat khusus.
Semoga solusi ini bisa meringankan bapak dalam beraktifitas, meski kegiatannya dari pagi ya lebih banyak beristirahat di tempat tidur.
Ya Allah mudahkanlah langkah Hambu Mu ini. Amien.

Jumat, 27 April 2012

Hari melelahkan dan Naufal ujian Praktek

Tanggal 24 April 2012 , si bontot, Fira , harus mondok di RS. Haji Pondok Gede, dengan diagnosa Thypus. Di hari yang sama Naufal, masih menjalani Ujian Praktek SD. Sementara di kantor urusan seabgreg mendera, dan dalam posisi Siaga 1 semua. Wauw.....super.......Alhamdulillah kondisi badan fit, sehingga bolak balik, pagi dari rumah, ke rumah sakit, trus ke kantor. Siang nengok ke rumah sakit, balik kantor lagi. Malam mampir ke rumah sakit, balik ke rumah. Istrirahat. Demikian seterusnya selama 3 hari. Terima kasih ya Allah yang selalu memberi kami kesabaran, dalam melewati ujian ini.
Yang agak kasihan si Naufal. Pulang dari ujian praktek, harus sendirian di rumah. Syukurnya Naufal tidak rewel dengan kondisi ini. Sehat memang mahal, menyita waktu, tenaga, pikiran. Tetaplah menjalankan pola hidup sehat.

Senin, 16 April 2012

Mbak Mamik "Akhirnya" Menikah











Tanggal 8 April 2012, menjadi hari bersejarah bagi keluarga besar Bapak. H. Moersidi Bin H. Moenawar. Ayah kami tercinta. Karena putri  sulungnya Cahyati Dyah Pratami, yang biasa kami panggil Mamik, akhirnya Menikah. Takdir telah menggariskan bahwa mbak Mamik, harus menikah paling akhir diantara 6 putra putri Bapak. Takdir pula yang menentukan bahwa Mbak Mamik harus menikah dengnan Mas Suandi, yang dari Cilacap, dan telah berputra 4 orang.
Sungguh Allah Maha Pengatur segalanya, hanya dalam waktu yang relatif pendek sejak perkenalan, alhamdulillah, mereka dipertemukan dalam tali ikatan Pernikahan. Subhanallah......

Minggu, 11 Maret 2012

Naufal Diterima di SMP Labschool Cibubur & SMP Al Fajar

Nyaris tidak percaya kepada kemampuan anak sendiri adalah kebodohan terbesar diriku sebagai ayahnya. Naufal ternyata bisa menempus sekolah selevel SMP Labscholl.


Nomor Tes Keterangan Aksi
2B30340 LULUS dan diterima di SMP Labschool Cibubur print

Kamis, 01 Maret 2012

Perjuangan itu Tidak Pernah Sia-sia Nak.

Pasti tidak banyak guru yang yakin dan percaya dengan kemampuan Naufal (jika melihat hasil rapotnya selama ini ) untuk bisa diterima di SMP sekelas Lab school. Selama ini, setiap membaca hasil Raport Naufal Tiap semester, saya hanya bisa menghela nafas panjang, dan ucap syukur saja. Hal ini dilatar belakangi oleh kemandiriannya untuk belajar memang masih dalam taraf yang sangat minim. Namun dibalik itu, saya melihat potensi yang ada pada dirinya selalu meletup, untuk menggapai gelar Professor. Bahkan dalam setiap statusnya di BBM, Naufal menamakan dirinya sebagai Professor IPA. Terharu melihat semangatnya. Saya hanya mencoba untuk mengarahkan keinginannya tersebut bisa tercapai.
Dalam keseharian Naufal memang lebih banyak berkutat dengan buku komiknya dibanding buku pelajaran. Bahkan koleksi Komiknya sudah ada satu lemari penuh. Ketrampilan bebasnya dalam berimajinasi juga sudah terasah, dengan seringnya dia membuat benda tiruan yang pernah dia lihat di televisi. Seperti tongkat Harry Potter, buku komik tuilisan tangannya, gambar-gambar imajiner, dll. Jika merunut rekam jejaknya sejak masih kecil, memang terbilang cukup banyak mainan yang menjadi koleksinya, sejak dari hot wheels, naruto, tamiya, dan mobil-mobilan lainnya.
Namun dalam mata pelajaran, konsentrasinya masih harus ditingkatkan lagi. Oleh sebab itu, menjelang UN tahun ini, saya mencoba untuk memahamkan Naufal, bahwa momen ini sangat penting demi kemajuan dan keberhasillnya kelak di Ujian Nasional. Maka saat inilah hari demi hari Naufal di isi dengan acara pendalaman materi Ujian. Dan ujian test masuk SMP ( berbagai SMP swasta ) saya coba ikutkan Naufal. Semata -mata hanya untuk menguji atau uji coba, menjelang peak nya di Ujian Akhir Nasional. Beberapoa Try Out yang sudah dilakukan menunjukkan hasil Grafik yang menaik (sesuai harapan). Dan semoga ini bisa terus dijaga hingga puncaknya nanti. Saat Try out pertama Naufal menduduki Rangking di atas 100 di sekolahnya. Try Out kedua di Level 70 an. Dan Try Out ketiga saat ikut test masukdi SMP Labschool Cibubur, meski hanya masuk di bangku Cadangan ke 26, namun saya anggap ini sebuah kemajuan pesat. Mengingat pesertanya ada 750 anak. DAn yang diterima cuma 210 orang. Naufal masuk cadangan no. 26. Itu berarti dia ada diurutan 236. Atau diatas level Medium !!! Inilah hasil Pengumuman di SMP Labschool Cibubur .....Semoga guru-guru Naufal bisa memahami hal ini. Selamat ya Nak,.....ayah percaya kamu bisa !!!

Nomor Tes Keterangan Aksi
2B30340 CADANGAN-NO:26 di SMP Labschool Cibubur

Minggu, 26 Februari 2012

Ketemu teman kuliah Wisnu Widayat (ayahnya Hani) di Labschool Cibubur.

Tanggal 25 dan 26 Februari 2012 lalu, merupakan babak lanjutan dari pembelajaran yang harus dilalui oleh Naufal, Anak kedua kami. Setelah beberapa waktu yang lalu, dia harus menjalanai try out, menjelang ujian nasional.

Sabtu, 18 Februari 2012

Selamat Tinggal Splash, kami ingin mencoba pelayanan Avanza




Setelah hampir setahun menemani aktivitasku, suzuki splash ini harus tukar dengan kendaraan keluarga yang lebih besar. All New Avanza. Sejatinya Suzuki splash ini memiliki keistimewaan yang cukup handal. Bahan bakarnya irit, bisa sampai 1 l : 14 km, tarikannya pun mantap untuk diajak jalan diatas 100 km/jam di jalan tol jagorawi. Apalagi waktu dikendarai di Tol Cipularang, dalam perjalanan menuju Bandung - Jakarta PP. Wahhhhh,.......nyaman sekali itu. Kendalinya juga ok, apalagi untuk menyelinap diantara keruwetan jalan dan sempitnya lokasi parkir yang tersedia. Namun yang kuherankan, anak bungsu kami, Fira, selalu merasa tidak nyaman jika duduk di mobil ini, " Adek pusing yah....", begitu keluhnya padaku.
Tak urung harus kuakui, hadirnya Avanza baru di dunia otomotif Indonesia memang begitu memikat khalayak. Meski kami harus merogoh kocek lebih dalam, dengan menjual beberapa ribu lembar saham. Semoga kehadiran Avanza baru ini, bisa lebih mensuport kegiatan kami sehari-hari. Amien.

Selasa, 31 Januari 2012

Barisan sakit di rumah

Bulan Januari ini sepertinya jadi bulan sakit di keluargaku. Diawali oleh Ita yang matanya kambuh lagi, meneteskan air mata terus. Meski sudah dibawa ke RS Haji, ternyata hasilnya masih standard saja menurutku. akhirnya diputuskan untuk membawa ke Jakarta eye centre (JEC), dengan peralatan yang serba canggih, akhirnya diketahui penyebab sakitnya itu. Yakni kornea mata nya ibarat tanah yang sudah keras, tidak bisa menyerap air. Hingga air matanya tidak bisa menyerap air secara alamiah. Hingga cukup diberi obat tetes indocllyre, yang bisa ditebus berulang.
Seminggu kemudian gantian Naufal yang pilek, berikutnya Fira juga pilek dan batuk.
Berikutnya gantian Ita yang batuk. pagianya sudah dibawah ke dokter umum dan minum obat, ternyat tidak ada perubahan. Bahkan jam 1 dinihari, tiba tiba Ita membangunkanku dan ternyata badannya panas dan merasa susah tidur. Akhirnya setelah diberi obat penurun panas, Ita bisa tertidur. Gantian saya yang nggak bisa tidur, mengingat sudah lewat jam tidur. Akhirnya hanya bisa membolak-balik badan karena mata tidak bisa terpejam dengan sempurna. Ditambah jam 3.30 dinihari ada siaran langsung copa del rey, barca vs madrid, ya...sudah.......lengkap...makin nggak bisa terpejam, demi menyaksikan sang best player Lionel Messi.
Sesaat ada di kantor untuk mengikuti Rakernas 2012, ada sms dari istri yang mengabarkan ternyata positif terkena typhus dan sudah berada di ruang UGD, menunggu antrian masuk ke kamar perawatan. Astaghfirullah haladziim. Istri diantar oleh tetangga, mengingat saat itu hanya ada pembantu harian di rumah, sedangkan anak-anak masih di sekolah. Terbayang sudah nanti anak-anak sepulang sekolah akan mencari ibunya. Dan saya pun di kantor juga tidak bisa jenak, menyimak materi, karena kondisi istri di rumah sakit.